Mohon tunggu...
Hanan Waskitha
Hanan Waskitha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada. Mantan santri di salah satu pesantren di Yogyakarta. Sedang menemukan kembali gairah menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Doa yang (Benar-benar) Melancarkan Ujian Nasional

14 April 2013   18:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:11 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian Nasional (UN) dengan sebagor permasalahannya siap menyambut dalam hitungan hari. Terlepas dari kontroversi dan kendala dalam penyelenggaraannya, setiap tahun selalu ada ritual rutin yang tidak pernah hilang: doa bersama. Tak hanya itu, setiap tahun selalu ada inovasi dalam pelaksanaan ritual rutin ini. Motivator handal diundang, muhasabah diadakan, air mata bercucuran, sholat tahajud ditegakkan. Tidak cukup dengan doa bersama, sms-sms minta maaf dan doa bertebaran di mana-mana. Tidak mau kalah dengan siswa, para orang tua pun tidak ketinggalan mengadakan doa bersama. Setiap orang berharap Tuhan akan menolong disaat cobaan (red:UN) itu datang. Sebelum masuk kelas ritual ini pun masih berlanjut, harapannya agar bisa menghadapi lembar ujian dengan hati tenang.

Dasar hukumnya ada dalam al-Qur’an:

kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imron: 159)

Tapi yang fatal kenapa mendekatkan diri kepada Tuhan hanya ketika butuh? Biasanya orang yang sok dekat sama orang lain karena ada maunya disebut opportunis dan dicap buruk di masyarakat. Perlu digaris bawahi, oportunis adalah orang yang semata-mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dari kesempatan yang ada tanpa berpegang pada prinsip tertentu. Bisa dibayangkan, oportunisme sesama manusia saja bisa membuat seseorang dianggap rendah di mata orang lain, bagaimana dengan oportunisme kepada Tuhan?

Memang Allah sendiri berfirman:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (al-Baqarah: 186)

Tuhan itu dekat. Ketika hamba-Nya memohon kepadanya pasti akan dikabulkan, termasuk permohonan agar bisa lulus Ujian Nasional. Maha Pemurahnya Allah selalu terbuka kepada siapapun. Namun jangan lupakan firman Allah lainnya yang seharusnya juga diamalkan:

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (al-Baqarah: 45)

Dari petunjuk di atas bisa disimpulkan bahwa sebenarnya segala masalah di dunia ini bisa diselesaikan dengan dua jurus ampuh: sabar dan sholat! Termasuk Ujian Nasional. Perlu diperhatikan juga di kalimat kedua, ternyata sabar dan sholat AMAT BERAT. Sekilas sabar dan sholat itu ringan. Coba pikirkan, apakah ketika seseorang telah bersabar dan telah sholat lantas segala masalahnya selesai? Akal sehat pasti mengatakan TIDAK! Kenyataannya banyak orang yang telah sabar dan sholat namun tetap saja susah. Begitupun pada Ujian Nasional yang lalu walaupun para siswa sudah doa dan tahajud bersama PASTI ada yang nilainya buruk bahkan tidak lulus.

Katanya kalau berdoa dikabulkan. Katanya kalau sholat juga bisa jadi penolong. Kalau ternyata ujung-ujungnya tetap tidak lulus, lantas apakah berarti Tuhan Maha Pemberi Harapan Palsu? TENTU SAJA TIDAK! Coba perhatikan ayat di bawah ini agar makna “sabar” dan “shalat” pada janji Allah lebih jelas:

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yaitu orang-orang yang mereka tetap mengerjakan shalatnya secara berkelanjutan.(al-Ma’arij:19-23)

Bagaimanakah kita harus bersabar? Ridhoilah apapun keputusan-Nya yang diberikan kepada kita. Jika mendapat kenikmatan maka bersyukurlah dan jadikan nikmat itu sebagai sarana untuk lebih dekat dengan-Nya. Karena kenyataan banyak orang yang diberi nikmat berupa harta dan tersia-siakan tanpa diinfakkan di jalan Allah, atau kesehatan yang terlewatkan tanpa dipenuhi dzikir dan sujud kepada-Nya. Dan jika mendapat cobaan maka bersyukurlah dan jangan biarkan cobaan itu menjauhkan diri kita dari-Nya. Banyak orang yang mendapat musibah kemudian banyak berkeluh kesah, padahal sebenarnya ketika Tuhan memberi hamba-Nya sebuah cobaan, artinya Dia sedang rindu mendengarkan tangis dan rintihan hamba tersebut saat tenggelam dalam sujud malam.

Bagaimanakah mendirikan sholat yang bisa menjadi penolong? Datanglah ke masjid pada waktunya, lakukan rutin lima waktu setiap hari hingga ajal menjemputmu. Kenyataannya akan sulit di awal, karena tidak terbiasa memprioritaskan waktu untuk sholat di awal waktu. Namun jika telah terbiasa mengutamakan waktu ibadah, maka Tuhan pun tidak akan segan-segan mengutamakan pertolongan kepada hamba-Nya tersebut. Syukur-syukur bisa ditambah dhuha dan tahajud.

Well, masih berpikir doa dan tahajud bersama bisa membantu Ujian Nasional? Tentu saja masih, karena itu tetap lebih baik daripada orang yang sama sekali tidak berdoa dan bersujud kepada-Nya. Namun jika ingin jaminan LULUS dengan nilai terbaik, maka lakukanlah semua itu dengan rutin, jangan sampai berhenti ketika Ujian Nasional telah berlalu.

"Ya Allah, berikan kami ilmu yang bermanfaat, tunjukkanlah kami yang benar itu benar agar kami bisa mengikutinya. Tunjukkanlah kami yang salah itu salah agar kami bisa menjauhinya. Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun