Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Daun Putat "Planchonia Valida" yang Nikmat dan Sehat

16 Oktober 2021   21:25 Diperbarui: 20 Oktober 2021   08:45 6243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Daun Putat Pucuk Merah di Belakang Rumah ( dokpri : Hana Marita Sofianti )

Tinggi pohonnya dapat mencapai 40-50 meter dengan diameter 200 cm, kulit batang keabuan dan coklat, daunnya bergerigi, mengkilat, tipis, dan berjenis tunggal, ada yang pucuk daun putih dan merah.

Pohon ini berbunga sepanjang tahun dan memiliki benang sari berwarna putih bagian atas dan merah jambu bagian bawah, buahnya berbentuk lonjong atau bulat telur/elips. 

Biasanya terdapat di Jawa, Kalimantan, Sumatra, Lombok, Timor dan Sulawesi. Biasanya pohon ini digunakan sebagai pengganti pohon jati, dengan berat 0,8 dengan kelas keawetan II-III dan kelas kekuatan I-II ( Hassan Shadily Ensiklopedi Indonesia 1984-Jilid 5).

Pohon ini banyak digunakan untuk konstruksi berat, kapal, lantai, tiang, perabot rumah tangga, dan lain sebagainya.

Foto : Contoh beberapa bumbu untuk daun putat tumbuk selain garam dan gula merah ( dokpri : Hana Marita Sofianti )
Foto : Contoh beberapa bumbu untuk daun putat tumbuk selain garam dan gula merah ( dokpri : Hana Marita Sofianti )

Berikut cara mengonsumsi daun putat : 

1. Daun Putat dibuat lalapan sambal :

  • Pilihlah daun putat pucuk / muda karena memang ini jenis tanaman petik / pohon yang berdaun. Sekilas memang mirip daun pucuk mede namun menurut saya beda dari pinggiran daunnya yang bergerigi dan ujungnya agak lancip sedangkan mede tidak.
  • Daun yang sudah dipetik lalu dicuci langsung bisa dikonsumsi mentah dengan tambahan sambal plus ikan asin di saung / ladang pada waktu tengah hari , aduduh nikmatnya!

2. Daun Putat Sambal Tumbuk Kacang

Menu ini adalah yang paling saya sukai, sehingga saya pun belajar membuatnya sendiri dan melupakan diet saat menyantapnya, hihihi ... 

  • Setelah memilih daun muda/pucuk, memetik dan mencucinya simpan dalam wadah/tiriskan.
  • Siapkan air matang / panas ( saat itu nenek bawa termos atau memasak air ambil dari sungai pada tungku di saung ).
  • Lalu siramkan air pada daun putat tersebut / istilah dalam bahasa Sunda 'di-leob' ( kata nenek tidak perlu di rebus karena akan mengurangi kandungan dari daun tersebut). 
  • Biarkan / rendam selama 15-25 menit atau lebih lalu tiriskan.
  • Siapkan batang serai muda, bawang merah, bawang putih, cabai / rawit kepedasan sesuai selera, kencur, kacang tanah goreng, garam dan gula merah secukupnya ( boleh tambah terasi bagi yang suka, saya tidak terlalu bumbu di atas sudah mewakili lidah Sunda yang saya punya, ehem!. 
  • Tumbuk semua bumbu sampai menyatu dan campurkan daun putat tadi yang sudah ditiriskan dengan ditumbuk juga sampai agak sedikit hancur.
  • Tambahkan bumbu sesuai selera jika dirasa belum pas di lidah, lalu sambal tumbuk putat siap dihidangkan dengan nasi hangat/panas. Dijamin nambah terus, hehehe.

3. Pencok Daun Putat 

Cara pembuatannya hampir sama dengan daun putat sambal tumbuk kacang, bedanya jika pencok tidak menggunakan kacang tanah goreng saja dan boleh dibuat secara mentah daunnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun