Awalnya Caswara mau di Sekolahkan di SD Plus Al Muhajirin Purwakarta, lalu di Sekolah Alam di SD Kahuripan, karena kebiasaannya Encas tidur di tempat terbuka/alam.
Lahir di hutan Jabon, lanjut hidup dijalan sungguh memilukan untuk bertahan hidup sendirian saja sudah luar biasa hebatnya bagi Encas.
Bayangkan sekarang anak kita yang mengalami hal tersebut? Ah! Semoga tidak!.
Akhirnya setelah menjadi orang tua angkat bagi Encas, Kang Dedi Mulyadi mengambil keputusan untuk memasukan Caswara ke sebuah Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren tersebut lokasinya dekat dengan rumah saya tinggal, sekitar beberapa meter atau satu kali naik angkot untuk sampai ke sana.
Caswara kini di Pesantren, menimba ilmu dan berlatih menjadi insan yang mandiri secara terarah dan tidak dijalan merongsok lagi.
Di sana Encas bertemu dengan teman-teman baru seumuran dengannya, ada Agis, Latif dan Fikri.
Agis adalah anak dari tetangga kampung saya, dia yatim karena ayahnya meninggal saat bekerja, anak ini bawaannya memang sangat super kalem sekali.
Agis dan satu lainnya juga biaya pesantrennya ditanggung beliau juga, Alhamdulillah.
Kejadian ini menggambarkan bahwa setiap anak di dunia ini sudah ada garis nasib, rezeki dan takdir yang menyertainya.