Foto di atas tepatnya bulan April Tahun 2019 jauh sebelum pandemi, sahabat terbaikku di Jakarta mengundangku pergi ke tanah suci dengan rincian biaya sekian dan sekian. Oke saya sebutkan untuk pergi haji sekitar harga 50-jutaan untuk umroh sekitar 27-jutaan. Wow! Fantastic! Lumayan mahal.
Saya pesimis, bagaimana bisa seorang guru PAUD yang statusnya GTY dapat pergi haji dengan biaya segitu dan begitu mahal? Mengingat gaji pun dibawah kata layak! Hmm.
Ajakan mendadak sahabatku tersebut sontak membuat saya sangat bersedih dan mengingat kembali kilas balik saat kita bersama di bangku MTs yang salah satu mata pelajarannya adalah Fiqih : ibadah haji.
Setelah ngobrol panjang dan saya tidak bisa ikut karena belum ada persiapan terutama untuk masalah biaya, maka sahabatku memilih untuk pergi umroh saja. "Siapa tahu nanti bisa pergi haji bareng" katanya.
Sejak saat itu saya sering menangis dalam hati, bukan lebay tapi memang saya terketuk untuk pergi haji sejak kecil. Selalu bermimpi melihat ka'bah didepan mata secara nyata.
Keberangkatan sahabat baikku tersebut untuk pergi haji kecil, sangat membuat saya takjub. Mengetuk hati untuk segera pergi ke tanah suci, menitipkan doa padanya walaupun hanya lewat jari jemari dari sebuah pesan singkat dalam balutan ikatan silaturahmi ke tanah suci.
Selama kurang lebih 9-10 hari pun dia pulang ke tanah air kembali dengan wajah berseri dan menceritakan kisah yang dialami. Bahagia rasanya. Walaupun melihat sahabat sendiri sudah mengunjungi tanah suci.
Sebagai guru PAUD saya tentunya terlibat juga dalam salah satu program "Manasik Haji AUD" yang merupakan salah satu kegiatan peragaan edukasi positif menurut saya atau kegiatan memperkenalkan Ibadah Haji bagi Anak Usia Dini yang dilaksanakan secara sederhana sesuai dengan dunia anak-anak.
Acara yang diselenggarakan oleh organisasi mitra (Ormit) dan lainnya tersebut setiap satu tahun sekali merupakan kegiatan rutin yang diadakan untuk menambah wawasan dan pengalaman serta eksplor dan stimulasi anak usia dini dengan capaian nilai yaitu minimal mengenal ibadah ritual haji yang termasuk dalam aspek pembelajaran agama, moral dan spiritual.
Walaupun ada beberapa kalangan yang melarang acara tersebut untuk anak usia dini, saya beserta Ormit dan jajaran sekolah yang lain tetap mengikutinya dengan harapan menanamkan nilai-nilai keagamaan selain dari pembiasaan adab ataupun doa sehari-hari.