Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Etika Berbicara, Bicara Beretika

22 Januari 2020   00:29 Diperbarui: 21 Juni 2021   17:26 6147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Bagaimana Etika Berbicara, Bicara Beretika (Foto by hana)

"Sebaiknya bagaimana sih berbicara yang beretikaitu?" 

Dalam kehidupan sehari-hari bahasa digunakan untuk berkomunikasi baik itu verbal ataupun non verbal. Lazimnya berbahasa zaman sekarang yaitu bicara memakai mata tapi jari jemari berkata-kata dalam artian mulutnya diam.

Semua bahasa akan di tampung dalam otak bawah sadar kita baik itu yang di ingat ataupun tidak, seperti contoh : "ih tadi aku bicara apa ya, lupa?" Begitulah kira-kira. Pasti siapapun orangnya pernah mengalami hal ini, mau yang tua ataupun yang muda.

Ada yang berbicara seenaknya dengan tidak memakai aturan bahkan tidak mengindahkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sehingga dengan senang hati apa yang di bicarakan adalah sampah semua dan bisa jadi kebun binatang pun ada di fikiran dan menggelayut di mulut kita.

Kualitas seseorang dalam berkata-kata menunjukkan eksistensinya dalam berkepribadian. Dan itu tidak bisa di nilai kecuali oleh orang yang berinteraksi langsung dengan yang bersangkutan, baik dia itu handal dalam bertulisan ataupun jago berbicara di media dan tidak akan menjamin bicaranya sesuai dengan apa yang dia tulis.

Etika berbicara

Setiap manusia telah di bekali lisan oleh Yang Maha Kuasa untuk berbicara dan bertutur kata, tujuannya adalah berbicara yang baik-baik saja, adapun yang buruk dalam berbicara/berbahasa kembali pada pribadi masing-masing. Dalam hal ini norma dan kesopanan menjadi prioritas utama dan pertama ketika berinteraksi dengan individu atau kelompok.

Etika berbicara rasanya tidak terlalu formal jika di artikan sederhana karena bukan seperti berpidato, artinya ketika berbicara kita harus mengetahui lawan bicara kita, apakah pantas di bicarakan, apakah tidak? 

Sehingga tidak norak dan kampungan. Intinya lebih kepada orang atau individu yang berbicaranya, yaitu manusianya itu yang mengendalikan bucaranya sediri.

Baca juga : Pengikisan Etika Generasi Milenial yang Terjadi di Negara Indonesia

Dalam berbicara kita juga tentu harus bisa membedakan, mana yang muda, mana yang tua, mana yang seumuran, mana yang tidak seumuran. Kesannya terlalu egois tapi memang itu etikanya. Dan sudah mendarah daging serta membudaya di negara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun