Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kepo Community

24 Januari 2020   14:23 Diperbarui: 24 Januari 2020   14:28 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://wildansuhartini.wordpress.com

Ulasan ini adalah tentang mereka-mereka yang suka bertanya tentang kehidupan orang lain. Yang mau tau banget tentang setiap gerak gerik dan langkah orang lain. Yang selalu jeli melebihi detective film-film profesional, atau lebih dari agen 007.

Dari mulai ujung kaki hingga ujung kepala tidak pernah luput perhatiannya dari komunitas kepo ini. Tapi jangan salah Komunitas Kepo ini kebanyakan unfaedah gaess, yaitu nyinyir dan negatif thinking terhadap objek yang di kepoin nya, sehingga membuat baper mereka yang menjadi objek pertanyaan.

Saya yakin di setiap diri manusia di muka bumi ini pasti merasa Kepo, baik kepada keluarga sendiri ataupun orang lain yang mencuri pusat perhatian kita.Y

Ya, tidak dapat di pungkiri, ketika kita melihat orang yang kita kenal ataupun tidak mempunyai hal-hal baru ataupun kabar dan berita baru, hati kita serasa meloncat-loncat bergelayutan ingin bertanya, walaupun ada yang jadi bertanya atau tidak, percayalah sifat kepo ini sudah ada sejak zaman bawaan orok. Yakin? Yups! Lihatlah bayi yang ketika tumbuh selalu mencoba hal-hal baru yang tidak di ketahuinya walaupun itu tempat berbahaya atau tidak. Jadi rasa Kepo itu memang sudah bawaan lahir manusia? Ya betul karena memang dasar hidupnya manusia itu bersosialisasi. Bukan manusia namanya jikalau tidak punya sifat kepo. Orang bilang "Noh tinggal aje di kuburan biar tenang hidup loe!" Tapi percaya deh dengan tinggal di kuburan apa kita bisa tahan? Dan tidak menjamin hantu-hantu kepo juga gitu? 

Nah bisakah trend budaya "Kepo" (ingin selalu tau) ini, menjadi hal yang positif? Menurut saya bisa saja, yaitu ketika kita ingin mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui kita bisa mengarahkannya ke hal-hal yang positif, misalnya dengan menulis artikel seperti ini contohnya. 

Kok bisa? Ya bisa kenapa tidak? Ketika kita mengunjungi suatu tempat destinasi wisata tertentu kita pasti merasakan hal atau sifat ingin tahu atau istilah kerennya Kepo. Dari ke Kepoan tersebut lahirlah pemikiran, tentunya yang positif ya gaesss, dan di curahkan melalui tulisan yang berfaedah tentunya.

Selain itu kita bisa mengukur ke kepoan kita supaya tetap terpelihara di jalur yang benar. Maka kita harus rajin-rajin kepo pada suatu hal yang positif-positif saja, walaupun memerlukan latihan dan sulit di bangun.

Nah bagi anda yang selalu kepo di Kompasiana ini, Bravo! selamat berarti anda adalah orang yang Keppo dalam hal positif. Jadi, Selamat berkepo ria!

Januari 2020

Salam Hangat

Warga Kota Pwk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun