Hari sabtu, tanggal 28 Desember 2019 pukul 08.30, tepatnya di penghujung tahun masehi, tiba-tiba saya tertarik mengikuti Workshop Travel Blogging & Vlogging yang di adakan oleh @perpusdapwk dan Kompasianer di Mini Theater Museum Diorama Purwakarta.
Jujur saya suka menulis sejak MTs/SMP pada tahun 1998 ketika era reformasi, yang saya tulis ada di buku diary, ataupun secarik kertas yang wangi  bahkan bagi mereka yang seumuran saya meja/bangku pun jadi sasaran siswa/i saat itu.
Entah puisi entah pesan misteri atau sekedar curhat di situ atau nyontek entahlah bingung juga, karena mereka pada zamannya jika tidak ada ballpoint tipe-x pun jadi buat coretan dan itu sulit di bersihkan. Tapi kami mencetak sejarah yang tidak bisa di lakukan oleh kids zaman now yang beralih curat -coret atau menulis dengan gadget.
Saat SMK #smkn2purwakarta saya masih menulis dengan mengikuti lomba Mengarang Puisi di PORSENI tingkat Kabupaten pada tahun 2003 dengan meraih Juara ke 2, Lalu memberanikan diri coba-coba mengikuti Lomba Cerpen & Esei Tingkat Nasional dan Piala MENDIKNAS & Dirjen DIKDASMEN pada tahun 2004, Alamdulillah dapat penghargaan juga.
Hasil tulisan setiap orang berbeda-beda, yakin itu. Karena setiap orang itu unik dan KITA BISA dan pasti bisa menulis jika terus berlatih dengan terbiasa merekam atau mendokumentasikan kegiatan kita apalagi dipermudah dengan hadirnya Smartphone di tangan kita bahkan hanya dengan coba-coba, itu kata narasumber @bangaswi seorang Penulis, Kompsianer, Travel Blogger.
Dengan video Vlog juga saya mendaptkan ilmu yang sangaat berfedah gaess, bgaimana tidak? Seorang Penulis, Kompasianer, Influencer yaitu pemateri kedua @alimuakhir menjelaskan dengan gamblang dan detail tentang per-videoan dan sebagainya.
Praktek First Vlog saya di Museum Diorama Purwakarta sangat menegangkan karena situasi nya mencekam berhubung museum saat itu sedang tutup jadi gak bisa ambil gambar/video karena gelap-gelapan, yaaaa sayang banget yaa.... Tapi tidak mengapa Proses merupakan nilai suatu hasil karya, walupun keringat bercucuran dan deg degan sekali saat memulai kembali pinsil yang sudah lama karatan bahkan mungkin hilang jika tidak di raut kembali "seperti filosofi pinsil" yang di sampaikan @bangaswi dalam kegiatan workshop ini.Â
Dan sepertinya Museum Diorama Purwakarta ini menjadi tempat favorit bagi new blogger & first vlogger yaa di acara workshop ini, terlihat antusias para peserta yang kebanyakan dari mereka mempostingnya.Gedung Kembar atau yang sekarang Museum Diorama Purwakarta mengalami Transformasi perubahan dari fungsi dan kegunaannya saat ini dimana pada saat saya masih sekolah SMK dulu tempat itu hanya untuk distribusi koran.Â
Sungguh warr byasahh Purwakarta-ku saat ini sangat indah, kenapa karena setiap saya keluar kota ada hal yang di banggakan, karena salah satu teman saya di luar kota dan pernah tinggal di Purwakara puluhan tahun silam dan ketika berkunjung lagi ke sini pernah bilang "Purwakarta sekarang bersih yaa, indah, dan nyaman tertata dengan baik" itu adalah jasa beliau @dedimulyadi71 yang menjadikan #PurwakartaIstimewa.
Selain dari Museum Diorama Purwakarta ini juga terdapat lagi 3 Museum lainnya gaess, yaitu Museum Diorama Nusantara yang letaknya bersebelahan dan dekat dengan Museum Diorama Purwakarta, Museum Taman Wayang yang terletak di dekat alun-alun dan Masjid Agung Purwakarta, dan satu lagi Museum Bale Indung Rahayu yang dulu nya itu adalah gedung serba guna/ Gedung PKK dan posisinya berada di jalan tengah.
Sekali lagi saya bisa dan KITA BISA dan harus bisa belajar menulis walaupun banyak kendala. Hanya dengan Believe it your self, dan katakan apa yang ada di hati lalu menulislah insya Allah semoga KITA BISA.
