Dua hari yang lalu, tepatnya 15 Desember 2022 melalui instagram resminya, Republika mengumumkan bahwa tahun 2023 nanti mereka tidak akan menerbitkan Harian Republika dalam bentuk cetak lagi.
Kabar ini bukan hal yang mengejutkan bagi pemerhati media cetak. Di tengah kuatnya arus digitalisasi, media dituntut untuk bergeser dari ranah cetak dan pelan tapi pasti masuk kesemua lini digital.
Ini sebuah tuntutan. Sebuah keharusan dalam inovasi bisnis.
Digitalisasi satu sisi membawa kemudahan bagi kita sebagai penikmat berita, tapi di sisi yang lain kualitas dari jurnalistik tersebut menjadi hal yang perlu kita tanyakan.
Dengan alasan click bait, judul berita menjadi lebih menarik dan bahkan bisa berlebih-lebihan.
Pola ini tidak sepenuhnya salah, orang jurnalis perlu click bait untuk penghidupan mereka dari iklan yang masuk di portal web mereka.
Oleh sebab itu, demi menjaga kewarasan narasi berita di dunia jurnalis, kita sebagai penikmat berita perlu juga untuk berlangganan media digital, layaknya berlangganan koran tempo dulu.
Saya misalnya, rutin setiap tiga bulan berlangganan Harian Kompas. Hal ini saya lakukan guna menemukan berita yang tuntas, tidak simpang siur, dan tentunya menyehatkan pikiran saya. Harga berlangganannya lebih murah daripada versi cetak, dan saya sering menggunakan kupon diskon dari traveloka, t-sel, dan lain sebagainya untuk mendapatkan diskon berlangganan.
Oleh sebab itu, kita sebagai penikmat berita juga perlu mengapresiasi jurnalis dengan rutin berlangganan. Terhindar dari pola click bait yang kadang menyesatkan, dan tidak ada was-was dalam menikmati sebuah berita.
