Mohon tunggu...
Hanafi alrayyan
Hanafi alrayyan Mohon Tunggu... Penulis - Guru di sekolah

Sering menuturkan sisi-sisi kehidupan, kemudian mencoba mengambil pelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Beragam Reaksi Warga tentang Banjir Kali Ini

2 Januari 2020   12:06 Diperbarui: 2 Januari 2020   12:15 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya: DODY dalam buku komik kompilasi NEGARA 1/2 GILA, terbitan: Mediakita, Jakarta tahun 2014, via journalonnet.wordpress.com

Selama satu dekade terakhir [2019], secara beruntun Indonesia didera berbagai macam musibah. Mulai dari tsunami di Palu dan sekitarnya, gemba bumi, kebakaran hutan dan kabut asap yang menjadi agenda tahunan, tanah longsor, kecelakaan transportasi, hingga yang baru-baru ini banjir di sekitaran kawasan Jakarta, Bogor, Tangerangdan Bekasi.

Pemerintah pusat  melalui kementerian-kementeriannya dan pemerintah daerah sudah melakukan beberapa tindakan pencegahan, namun belum maksimal sepenuhnya. Untuk kasus banjir misalnya, Anies Baswedhan dan Basuki sudah bekerja, namun guyuran hujan deras yang begitu lama membuat banjir juga di kawasan tersebut.

Beragam respon atau nyinyir masyarakat terhadap banjir ini pun terekam di media sosial. Setidaknya ada tiga ragam reaksi masyarakat terhadap banjir ini;

Pertama; ada yang secara lantang dan tegas menyalahkan pemerintah, komentar dengan genre seperti ini terhimpun dalam hastag #Aneisgabisakerja. Pengamat politik seperti @yunartowijaya, @ferdinandheaen2, dan beberapa lawan politik Anis, ramai-ramai membully pemerintahan yang dianggap tidak becus, tidak bekerja, dan gubernur pintar orasi doang.

Kedua; menyalahkan orang-orang yang suka merusak alam. Netizen yang berkomentar seperti ini datang kalangan aktifis pecinta lingkungan. Menurut mereka, alam marah kepada manusia yang terus-menerus melukainya. Bukan hanya manusia yang bisa kecewa, marah, demo, dan ngamuk. Alam pun bisa.

Ketiga; kalangan religius cendrung menilai bahwa musibah banjir kali ini akibat dosa massal terhadap Tuhan, perayaan malam tahun baru yang berlebih-lebihan, dan cendrung ke arah maksiat.

Keempat; warga lokal yang beranggapan bahwa banjir di Jakarta tersebut adalah langganan yang  disebabkan  kondisi geografisnya sebagai wilayah berair. Mereka justru cendrung menyalahkan warga pendatang yang menempati wilayah berair itu sebagai perumahan dan perkantoran. Ini terekam di postingan @info_betawi.

Terlepas dari ragam reaksi masyarakat terhadap banjir kali ini, tentu harapan dan doa semoga baik-baik saja selalu terpanjatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun