Mohon tunggu...
Hanafi alrayyan
Hanafi alrayyan Mohon Tunggu... Penulis - Guru di sekolah

Sering menuturkan sisi-sisi kehidupan, kemudian mencoba mengambil pelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama FEATURED

Euforia Kaum Santri Pasca-Terpilihnya Ma'ruf Amin

29 Juni 2019   21:38 Diperbarui: 22 Oktober 2019   00:39 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maruf Amin terpilih sebagai Wakil Presiden periode 2019-2024 | sumber foto: nu.or.id

Pasca ditolaknya gugatan dari tim Badan pemenangan Nasional (BPN) oleh Mahkamah Konstitusi tentang kecurangan Pemilu, membuat Joko Widodo dan KH Ma`ruf Amin resmi menjadi presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.

Terpilihnya duet Jokowi-Ma'ruf ini telah menimbulkan euforia dan optimisme baru hampir di seluruh kalangan masyarakat Indonesia.

Setelah mengalami ketegangan politik yang cukup lama, adanya gesekan di sana-sini, sebutan cebong-kampret, saling un-follow teman di media sosial, euforia ini tampaknya memang pantas dinikmati. Ditambah lagi, kubu Prabowo-Sandi sudah menerima ini dengan lapang dada.

Bagi sebagian warga nahdliyin (NU) dan santri, naiknya KH Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden merupakan nikmat dan berkah yang luar biasa. Fenomena ini memberikan catatan penting bahwa mobilitas kaum santri tidak bisa dikesampingkan begitu saja dalam proses-proses sosial-politik di Tanah Air.

Meski pemilu kali ini diterpa isu agama, tapi kalangan santri nahdliyin tetap konsisten dan mampu memobilisasi masa dengan jumlah yang tidak sedikit.

Dalam beberapa tahun terakhir, kaum santri sering mengeluh dan komplain bahwa mereka bukan hanya tidak diberikan peran yang memadai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga bahkan dipinggirkan dan dikooptasi. Sekarang, kekuasaan puncak pada lembaga tertinggi negara ini dipegang oleh kaum santri, tepatnya pada posisi wakil presiden.

Sebetulnya, kebangkitan kaum santri dalam catatan demokrasi negara ini dimulai sejak era Gus Dur terpilih menjadi presiden. Kali ini, santri kembali memainkan peran penting lagi dalam politik Indonesia.

Dalam kabinet Jokowi-Ma`ruf nanti, teka-teki menteri yang berasal dari kalangan santri masih menjadi tanda tanya. Yang jelas, kalangan santri seharusnya akan mendapatkan jatah "kursi" di pemerintahan, bisa jadi menteri atau posisi lainnya.

Namun sebenarnya titel santri belum jadi jaminan akan lurus-lurus saja.

Masih segar dalam catatan anak bangsa, mantan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan, Muhammad Romahurmuziy, yang merupakan representatif dari kalangan santri telah ditangkap oleh KPK dalam kasus beli jabatan.

Bukan hanya Romy, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi juga diduga terlibat dalam korupsi dana hibah untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun