Mohon tunggu...
hanaarwiendash
hanaarwiendash Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Without you i cant imagine the world

INTERNATIONAL RELATIONS 2017

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneladani Kepribadian Rasulullah Ketika Berdiplomasi (Diplomasi Moral)

20 Oktober 2019   13:06 Diperbarui: 20 Oktober 2019   13:02 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diplomasi Islam merupakan diplomasi yang digunakan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah menggunakan hidup dengan semaksimal mungkin dan tidak membuang waktu-waktu beliau. Rasulullah pun tidak pernah berputus asa ketika beliau menyiarkan agama Allah, Rasulullah selalu optimis dalam kehidupannya. Ketika Rasulullah menyiarkan agama Allah, Rasulullah terus bersabar dan tidak pernah marah, serta memaafkan siapa saja yang pernah berusaha menyakitinya hingga membunuhnya. Rasulullah ketika berdiplomsi bersikap sangat sopan, , arif dan memaafkan tatkala berinteraksi dengan teman ataupun dengan lawan, beliau juga beragumentasi dengan baik, ucapan beliau sangat lembut dan tidak menyinggung pihak manapun, tidak melukai, bahkan menjatuhkan pihak lawannya. 

Tidak sebagaimana diplomat konvensional yang lebih cenderung untuk melakukan segala sesuatu dengan pasif dan memandang orang lain dengan pandangan curiga, Rasulullah justru menyambut setiap orang dengan mengucapkan salam dan kedamaian. Bahasa yang digunakan Rasulullah juga bahasa yang mudah ditangkap oleh lawannya, dan didalamnya tidak terdapat ambiguitas. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akal tak perlu dijawab. Kata rasulullah, perkataan yang baik adalah orang yang mapu mengungkapkan kata-katanya dengan rasional, dan pada kaum muslimin diwajibkan untuk menggunakan kata yang baik dan bijak, sebab kata yang jelek akan menghasilkan iri hati, kebencian, perpecahan, bahkan perselisihan. 

Diplomasi bagi Rasulullah merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Jika tujuan yang mulia, maka ia tidak bisa dicapai dengan mempergunakan sarana yang tidak suci dan tidak mulia. Maka dasar itulah beliau memberikan basis mral pada diplomasi dan seni negosiasi. Dalam berdiplomasi , rasulullah tidak menyimpang dari prinsip-prinsip islam yang beliau ajarkan kepada kaum muslimin. Tujuan akhir dalam berdiplomasi bukan hanya semata-mata untuk menang dan mencapai tujuan akhir, tetapi yang Rasulullah inginkan untuk mencapai kedamaian dan kebenaran. Rasulullah selalu mampu melakukan negosiasi dalam masalah sekompleks apapun dengan cara yang yang, tenang dan amanah. 

Menjaga amanah tidak hanya pada menjaga amanah yang berupa kekayaan, tetapi menjaga amanah itu mencakup seluruh dalam bidang dalam kehidupan kita di seluruh bidang, dan janganlah sesekali kamu merusak amanah tersebut. Oleh karena itu kejujuran dan keimanan sangat ditekankan, dan dalam diplomasi hal tersebut jauh lebih penting untuk ditegakkan. 

Referensi :

Iqbal, Afzal."Diplomasi Islam". (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2000)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun