Mohon tunggu...
Hana  Anisa
Hana Anisa Mohon Tunggu... Administrasi - Tenaga Pendidik - Surakarta

Tenaga Pendidik - Surakarta - tertarik pada dunia literasi, pendidikan anak, relawan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menulis, Target Menambah Skill Baru Selama Ramadan

15 April 2021   23:40 Diperbarui: 16 April 2021   00:07 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: health.kompas.com

Jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas - malasan. Meskipun kita sedang menahan lapar dan haus bukan berarti kita tidak bisa produktif selama bulan ramadan.

Itulah salah satu pesan dari guru agamaku saat masih sekolah yang selalu aku ingat. Pesan moral selama bulan ramadan yang disampaikan sekian tahun yang lalu masih relevan sampai saat ini. Memang sepertinya nikmat sekali menghabiskan waktu menunggu buka puasa sambil rebahan, tiduran dan bermalas - malasan. 

Mengingat selama puasa kita menjalani aktivitas dengan kondisi menahan lapar dan haus menjadikan diri ini mudah diserang oleh rasa kantuk yang luar biasa. Mengikuti rasa malas dan kantuk memang tidak salah, yang salah itu jika kita berlebihan. Masa iya, selama puasa hanya kita habiskan dengan tiduran saja tanpa melakukan aktivitas yang berarti? 

Menjalankan ibadah puasa di jaman digital ini seharusnya sih bisa membuat hidup kita lebih produktif. Banyak ilmu pengetahuan dan informasi yang tersedia di dunia maya yang bisa kita manfaatkan. Melalui berbagai macam platform, kita dimanjakan dengan kemudahan untuk mengikuti berbagai macam ruang belajar. Ada yang mengadakan kegiatan webinar, pelatihan, tantangan, kelas - kelas yang bisa kamu ikuti secara online. Tidak ada salahnya selama bulan ramadan kita juga menambah skill baru, disamping kita menyelesaikan target ibadah di bulan suci ini. Rugikan kalau kemudahan yang bisa kita rasakan ini terbuang sia - sia? 

Bukankah belajar juga salah satu bentuk ibadah? 

Nah, ngomong - ngomong soal skill, selama bulan ramadan ini aku juga memiliki target untuk menambah keterampilan baru. Ada satu skill yang ingin aku tambah dan tingkatkan yaitu : menulis. 

  • Menulis

Aku teringat suatu momen saat kuliah dulu sekitar tahun 2015. Saat itu aku mengikuti open reqruitment sebuah komunitas. Salah satu syarat yang harus dikumpulkan adalah menceritakan pengalaman tak terlupakan tentang sebuah perjuangan di organisasi. Sebenarnya pengalamanku tidaklah istimewa, aku hanya menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadi dengan bahasa dan gaya cerita sederhana. Anehnya, saat proses wawancara bersama kakak tingkatku yang bernama Kak Nita, dia lebih banyak membahas tulisanku. 

Katanya tulisanku ini keren dan dia bisa ikut merasakan kisah perjuangan yang aku tuliskan. Sampai - sampai dia mengira menulis adalah hobiku. Dia menanyakan alamat blog-ku dan biasanya aku mengirimkan tulisan dimana. Ah yang benar saja. Aku tidak pernah melakukan itu semua. Tidak punya blog dan tidak pernah mengirimkan tulisan ke media apapun.

Dialah orang pertama yang mengajakku untuk mencintai menulis. Aku merasa beruntung bertemu dengannya. Wawancara ini justru menjadi ajang sharing pengalamannya menulis. Kak Nita menunjukkan beberapa tulisannya yang berhasil dimuat diberbagai media masa. Dia juga mengijinkanku untuk mengintip blog-nya yang sudah terisi ratusan tulisannya. Satu yang aku ingat, dia menceritakan salah satu pengalaman berharganya bisa menginjakkan kaki di Amerika berkat tulisan yang dia kirimkan. Sungguh luar biasa prestasi yang dia raih lewat tulisan. Ternyata keterampilan menulis tidak bisa dianggap remeh. 

Dari pertemuan inilah kemudian dia memberiku tantangan. Dia memintaku membuat blog dan belajar menulis. Jujur saat itu aku tidak begitu tertarik dengan dunia menulis. Sampai suatu hari aku mencoba melakukannya. Pertama kalinya sku mulai berkenalan dengan dunia menulis dengan media blog. Aku mempelajarinya dan menemukan ternyata ada juga lomba blog yang hadiahnya sangat menggiurkan. Iseng coba mengikuti lomba blog dan kalah. Aku coba lagi lagi dan lagi, tapi hasilnya tetaplah sama. Aku menyerah dan menganggap bahwa menulis sepertinya bukanlah bakatku. 2015 - 2017 selama dua tahun aku tidak memiliki prestasi di dunia menulis. Atau aku yang salah? memasuki dunia menulis hanya untuk memperoleh hadia saja? Entahlah 

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Tahun 2018 aku mencoba ikut lagi dan siapa sangka tahun itu menjadi pengalaman pertama aku menang juara 1 lomba blog. Bangga dan terharu bisa memenangkan lomba ini. Akhirnya setelah sekian kali mencoba aku berhasil juga. Pengalaman menjadi juara menjadi motivasiku untuk mengikuti lomba lagi. Kali ini tulisanku terpilih sebagai juara 3. Pengalaman menjadi pemenang di dua lomba saja telah membuatku merasa puas, sehingga aku mulai melupakannya dan tidak melanjutkan lagi. 

Selain blog aku juga pernah mengirimkan satu tulisan cerpen menulis bersama. Tulisanku juga dimuat di buku tersebut. Wow sekali rasanya. Menulis membuka wawasanku. Ternyata semenarik ini dunia menulis. Dari mengikuti berbagai kompetisi menulis ini aku mulai mengenal tokoh inspiratif yang mana mereka bisa menjadikan tulisan sebagai maha karya untuk menginspirasi masyarakat. Lewat tulisan mereka mampu meraih prestasi yang luar biasa dan memperoleh banyak hal. Sekarang mereka para blogger inspiratif menjadi panutanku untuk terus belajar menulis dan upgrade diri. 

Inilah yang menjadi alasan aku ingin mulai serius menambah keterampilan menulis. Menurutku tulisan bisa menjadi sebuah dunia yang menyimpan banyak kejutan. Melalui rangkaian kata yang apik, kita bisa menginspirasi masyarakat. Menulis juga bisa dijadikan sebagai sebuah profesi utama atau sampingan yang menggiurkan jika kita serius menekuni bidang ini. Lewat tulisan kita bisa berbagi banyak hal kepada para pembaca. 

Momen ramadan inilah aku mencoba lagi menikmati proses menulis. Aku ingin menggali potensi menulis yang ada di dalam diriku. Aku ingin mengenal gaya tulisan dan media tulisan apa yang cocok untukku. Dan yang paling penting aku ingin menentukan tujuan menulisku sebenarnya untuk apa. Rasanya terlalu biasa jika tujuanku menulis hanya untuk memperoleh hadiah dari lomba menulis seperti dulu pertama kali aku mengenalnya. Aku juga merasa bahwa tulisan bisa menjadi senjata ampuh untuk menaklukan dunia. 

Untuk itu, aku mulai mengikuti berbagai macam kelas menulis, webinar tentang menulis dan tantangan menulis. Salah satunya adalah samber thr kompasiana. Langkah ini sebagai cara untuk menjadikan diri lebih konsisten, semangat dalam menulis. Satu hal yang selalu aku ingat bahwa semua orang bisa menulis, tapi tidak semua orang bisa menghasilka tulisan yang berkualitas. Untuk itulah ilmu di dunia kepenulisan tidak pernah habis untuk dipelajari. 

Selamat berkarya dan tetap produktif selama bulan ramadan. 

Semangat!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun