Mohon tunggu...
Hana Inayatul
Hana Inayatul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bonne Lecture!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Media TV di Era Industri 4.0 dalam Upaya Mempertahankan Eksistensinya

6 Mei 2021   23:14 Diperbarui: 6 Mei 2021   23:47 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Revolusi industri keempat atau yang sering disebut Industrial Revolution 4.0 menjadi perbincangan akhir-akhir ini. lalu apa sebenarnya revolusi industri 4.0 itu? Revolusi industri keempat adalah bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan, kendaraan otonom, dan internet saling mempengaruhi kehidupan manusia.

Apa saja tahapan revolusi industri sebelumnya? Revolusi industri 1 dimulai pada abad ke 18 dengan adanya penemuan mesin uap dan mesin manufaktur. Revolusi kedua pada abad ke-19 ditandai dengan adanya produksi massal, mesin listrik dan standardisasi industri. Revolusi industri ketiga ditandai dengan adanya komputer dan teknologi informasi pada abad ke-20. Dan Saat ini kita sedang berada di era revolusi industri ke-4. Hadirnya otomasi dan kecerdasan buatan di industri tentu memberikan potensi besar untuk melipatgandakan produktivitas tenaga kerja. 

Berbagai perusahaan besar dunia bahkan telah menggunakan robot dan kecerdasan buatan sebagai pekerja di lini produksinya. Sebut saja Amazon, Tesla, Uber, DHL, Adidas dan Nestle. Di Indonesia operasional pabrik Suzuki di Cikarang telah menggunakan teknologi robot. Namun Dibalik manfaat bagi percepatan dan otomasi industri banyak sekali tantangan bagi ekonomi dalam menghadapi revolusi industri ke-4. Revolusi industri 4.0 akan menjadi ancaman nyata bagi low skill workers atau profesi dengan jenis pekerjaan yang repetitif karena dapat dengan mudahnya tergantikan oleh mesin, robot, dan kecerdasan buatan. Menurut Mckinsey, ada 7 bidang pekerjaan yang akan tetap bertahan di era revolusi industri antara lain industri kreatif, teknologi informasi, profesional, manager, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan jasa konstruksi. 

Dunia terus berkembang dengan teknologi yang semakin canggih dan indonesia mau tidak mau harus mampu beradaptasi dan menyiapkan diri dalam mengambil peluang di revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 memiliki potensi yang luar biasa dalam mendorong dalam kebijakan industri di tanah air sekaligus mengubah beragam aspek dalam peradaban di Indonesia. Hal ini didorong oleh upaya peningkatan produktivitas secara lebih efisien. Setiap hari dunia terus berubah seiring dengan berkembangnya peradaban manusia dan ini juga terjadi pada dunia industri yang semakin berkembang. Banyak bidang dan sektor industri terancam, salah satunya media pertelevisian. Oleh karena itu, media televisi harus bisa mengatur strategi agar bisa tetap bertahan di era revolusi industri.

Satu hal yang paling bisa dilakukan untuk mempertahankan masa depan televisi adalah tetap menjadi sumber informasi yang bisa dipercaya. Atau menjadi Trusted Journalism, ini sangat diperlukan ditengah banyaknya sosial media dan citizen journalism. Akselerasi kemajuan teknologi luar biasa mengubah perilaku masyarakat dalam mengonsumsi informasi. Pola persebaran informasi juga berpindah dari media konvensional ke media sosial. Dengan pola pikir yang sudah sangat digital berbasis teknologi tinggi ini, mereka hampir tak lagi membutuhkan pers konvensional. Memasuki era digital, tidak sedikit media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid gulung tikar. 

Menurut bapak Abdul Khalik, S,Si., M.I.Kom. dalam Webinar Nasional IBI KKG (30/4/2021), bahwa khususnya media TV tidak akan mati tinggal tergantung bagaimana apakah TV itu bisa melakukan kreativitas dalam menghasilkan produk ke berbagai bentuk platform agar media TV masih bisa tetap eksis. Ada empat strategi yang bisa dilakukan media massa agar tetap bisa bertahan, yaitu Merger, Konvergensi, Diversifikasi ke media sosial, dan Layanan On Demand. 

Melalui Merger atau penggabungan perusahaan akan banyak keuntungan yang didapatkan seperti media dapat menguasai informasi, melakukan efisiensi, dan menguasai  pasar serta iklan. Misalnya seperti SCTV dengan Indosiar, ANTV dengan TVOne, RCTI dengan MNC dan Global TV. Dengan konvergensi memungkinkan produk media dapat didistribusikan ke berbagai platform, seperti koran, majalah, e-paper, radio, televisi, dan portal. 

Diversifikasi media sosial perlu dilakukan sebab kini media sosial menjadi potensi pasar yang sangat besar. Perusahaan media massa mau tidak mau juga harus merambah media sosial untuk menggaet pengikut atau audiens. Kemudian yang terakhir, yang bisa dilakukan media massa seperti TV adalah membuka layanan on demand. Layanan On Demand adalah layanan yang menyediakan barang atau jasa ketika konsumen sedang menginginkannya. Kepopuleran layanan on demand mempengaruhi layanan lainnya, termasuk media televisi tentunya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun