Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkunjung ke Museum Danar Hadi Bikin Tambah Jatuh Cinta Sama Batik!

3 Maret 2020   10:00 Diperbarui: 3 Maret 2020   10:15 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Sendirian, Mbak?" Begitu tanya seorang petugas saat saya ke museum sendiri. He he memang aneh ya solo travelling di Solo? Wkwkwk. Ya, tempat bersejarah ini terletak di Jl. Slamet Riyadi No. 261. Untuk lokasi sangat mudah dijangkau, berada di pinggir jalan besar.

            Wisata edukasi ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 16.30. Saat itu saya datang ketika jam istirahat, 11.30-13.00, karena berkunjung ke Museum Tumurun terlebih dahulu. Jadilah saya pilih-pilih buku di Gramedia untuk membunuh waktu. Beruntung sekali saya, terletak persis di seberang Danar Hadi.

            Sebelum melihat-lihat koleksi museum, kamu harus membeli tiket terlebih dahulu di bagian suvenir. Saya kira mahasiswa pascasarjana mendapatkan harga tiket pelajar (15.000), eh ternyata reguler. Saya membayar sebesar 35.000. Setelah itu, masuklah ke bangunan di depan kamu bertransaksi tadi. Tunjukkan struk pada petugas, maka kamu pun akan dipandu berkeliling.

            Meski hanya terdiri dari satu lantai, dijamin kamu akan gempor! Total ruangan ada sekitar 10. Alhasil, sebelum berkeliling kamu akan ditanyai oleh petugas sedang terburu-buru atau tidak. Saya sih santai waktu itu, toh tidak lama kemudian hujan deras. Lumayan untuk tempat berteduh, lah.

Dokpri
Dokpri
            Selain itu, kamu bisa menitipkan barang di resepsionis. Dan, siap-siaplah kecewa, karena kamu tidak boleh memfoto koleksi museum berkenaan hak cipta. Kata teman, hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas kain juga. Memang benar sih, setiap lembar batik diletakkan sebungkus merica guna menjaga kelembapan.

            Batik memang sangat erat dengan Jawa Tengah. Oleh karena itu, di ruangan pertama saya disuguhi koleksi-koleksi dari kesultanan Solo dan Yogyakarta. Ciri khas motif daerah ini adalah parang dan warna gelap, sehingga memunculkan larangan bagi luar kerajaan mengenakan tampilan serupa.

            Banyak sekali wawasan mengenai batik yang saya dapatkan saat itu, seperti jenis-jenis batik, perbedaan cara penggunaan antara kesultanan Solo dan Yogyakarta, motif tertentu untuk digunakan dalam sebuah acara, cara pembuatan serta pewarnaan, ukuran-ukuran canting, bahan-bahan pembuat lilin atau malam, sampai fakta-fakta menarik dan sukses membuat saya tercengang. Sampai sekarang.

            Saya tidak bisa menjelaskan kronologi tur saya selama satu jam itu (mungkin lebih) secara runut sebab memang tidak ada dokumentasi. Saya baru sadar kenapa tidak mencatat saja ketika di setengah perjalanan. Saya sudah kadung terhipnotis oleh koleksi-koleksi batik di museum pribadi milik Santosa Doellah tersebut.

            Mengenai motif favorit, ternyata saya menyukai batik Belanda dengan warna-warna cerah dengan corak kebanyakan flora. Saya pun terkesan dengan milik India sebab seperti gambar pada kain-kain tenun. Khas Cirebon, Pekalongan, dan Tuban juga tidak kalah memesona.

            Sementara konsep batik yang unik menurut saya adalah batik tiga negeri dan astaga saya lupa soal nama! Yang jelas, terlahir atau dicetuskan oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, untuk mempersatukan seluruh masyarakat negeri ini. Salah satu koleksi bermotif lambang Pancasila, keren!

            Menjelang ruangan-ruangan akhir, terpajang batik-batik sumbangan seperti dari Megawati Soekarno Putri dan Guruh Soekarno Putra. Selain itu, ada pula motif-motif pilihan Santosa Doellah. Di bagian ini saya semakin takjub!

Diambil dari depan musala. Musalanya nyaman dan bersih.
Diambil dari depan musala. Musalanya nyaman dan bersih.
            Di museum ini kamu juga bisa melihat proses pembuatan batik setiap hari kecuali Minggu, sampai pukul 16.00. Namun, saya kurang beruntung saat itu, tidak bisa menyaksikan sebab... saya pula mengenai alasan! He he maaf. 

Selain itu, terdapat restoran dan musala, sehingga kunjunganmu semakin nyaman. Secara keseluruhan sih, setiap melangkah di setiap sudut ruangan saya merasa harus berhati-hati, misalkan takut menyenggol koleksi. Petugas yang memandu saya sampai bilang, "Karpetnya boleh diinjak, Mbak." 

Saya ngakak dalam hati. O ya, di setiap meja pajangan saya menjumpai sejenis ramuan herbal di atas tempat tanah liat. Awalnya saya kira sesajen, tetapi masa kering? Mungkin saya kentara kalau bertanya-tanya pada diri sendiri makanya dijelaskan kalau itu adalah bunga ramping atau rampai, pengharum ruangan alami.

            Petugas yang memandu saya masih muda. Seumuran, kalau tidak ya di bawah saya beberapa tahun. Orangnya ramah, penjelasannya bagus, dan sabar menjawab berbagai pertanyaan dari saya. Sayang sekali, saya lupa menanyakan namanya. Terima kasih ya atas informasinya kalau Solo akan menjadi kota museum! Saya jadi semakin bersemangat merencanakan kunjungan selanjutnya.

            Untuk kamu yang ingin menambah kecintaan atau khazanah mengenai batik, wajib mengunjungi museum ini. Setelah mengetahui bahwa negara lain pun memiliki warisan budaya tersebut, saya semakin bangga sebagai warga negara Indonesia. Mari lestarikan. Nasionalis bukan berarti kolot, karena semua berlabuh pada pemikiranmu mengenai dunia luar.

NB: Lebih dari seminggu sebelum saya berkunjung ke museum ini, saya bermimpi berada di rumah tradisional Jawa yang sangat luas. Makannya, saat di Danar Hadi saya merasa deja vu. Selain itu, perasaan antusias begitu kuat. Apakah ini salah satu pengalaman spiritual, ya? Saya memang cukup sering mengalaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun