Malam itu seakan membawa kembali kenangan dan cerita lama, dalam keheningan ku merenung, 'begitu menyesal kala itu ku buat dirinya pergi selamanya'.
Entah apa yang difikir tiba-tiba sosok bayangan tiba memasuki alam bawah sadar dan menyapa serta melambaikan tangan. Ternyata bukan kepalang kagetnya bayangan itu muncul dari seorang sosok yang dulu pernah pergi meninggalkan.
Seorang yang pernah teramat spesial bahkan sampai mengalahkan spesialnya martabak abang-abang pinggir jalan kedai kecil dekat sekolah lamaku. Sosok yang selalu kuhadirkan bayangan wajahnya disetiap lamunan dan keheningan malam yang teramat sunyi. Namun semua itu berakhir kala tragedi itu dimulai. Saat kulihat dia sedang jalan berdua bersama laki-laki lain ditengah dinginnya malam dilangit tahun baru di salah satu taman tempat kebanyakan orang-orang memadu kasih. Ahh begitu menyedihkannya saat itu.
Seketika rasa sayang yang sedemikian besar dan terpupuk dengan subur kini menjadi penyesalan dan juga rasa sakit yang teramat. Seakan dunia kelam dan gelap gulita saat itu juga. Hanya saja tak ada meteor atau ledakan merapi yang menjadi puncaknya. Hanya sekelumit fikiran dan prasaan yang hanyur dihantam badai pilu yang begitu derasnya.
Duniaku kelabu dan hampa dibuatnya. Tak ada rasa dan asa, hanya kebencian dan juga sumpah serapah yang selalu menjadi andalannya. Ku berbaring sedu dalam kegalauan, dunia trasa tak adil dibuatnya. Sungguh luka yang teramat dasyat, susah payah ku bangun sendirian, susah payah tuk bisa kembali bangkit dalam pendirian dan juga berkemas tuk lanjutkan apa yang semestinya dilakukan. Sia-sia belaka, hanya gundah gulana yang ada, menyisakan isak tangis dan luka yang teramat menyiksa.
Terimakasih, tahun penuh luka