Mohon tunggu...
Hamzah Nasution
Hamzah Nasution Mohon Tunggu... Editor - Wiraswasta

Pemerhati Sosial Politik

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Multi Sumber Pendapatan ala Karyawan, Begini Caranya

1 Januari 2018   10:51 Diperbarui: 1 Januari 2018   11:30 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meciptakan multi aliran pendapatan bukan cuma teknik survivabilitas, namun juga merupakan strategi untuk membangun kemakmuran. Dalam berbagai studi perilaku, dikemukakan bahwa untuk hidup berkelimpahan maka anda harus meleverage pendapatan. Bukan dengan hidup hemat. Hidup royal malah sangat baik sepanjang gaya hidup tersebut mendorong produktivitas. Pasak tidak lebih besar daripada tiang.

Dari studi Tom Corely, penulis buku Rich Habits ditemukan bahwa sebagian besar trilyuner dunia bisa mencapai kekayaan yang fantastik karena mereka memiliki sumber-sumber pendapatan lebih dari satu. Tidak cuma mengandalkan satu bisnis. Apalagi cuma ngandalin gaji yang stagnan. Karena bila pun ada kenaikan gaji, tradisinya tidak bakal pernah lebih besar dari inflasi tahunan.

Menurut studi tersebut, sebanyak 65% manusia kayak di planet ini punya paling tidak tiga sumber aliran pemasukan. 45% punya empat sumber penghasilan dan 29% yang punya lima mata air pundi-pundi. Dalam tulisan ini, saya ingin membagikan tips kepada rekan-rekan karyawan atau pekerja agar memiliki sumber penghasilan tambahan selain gaji.

Penulis menganggap, kita sudah punya dana sebagai modal awal. Dana yang bersumber dari tabungan gaji selama ini. Nah, agar dana 50 juta ini beranak pinak, menjadi sumber kemakmuran, ada beberapa opsi yang bisa ditempuh.

Pertama, investasi saham

Dalam investasi saham, risikonya tentu saja ada. Bahkan termasuk besar. Namun, bila berinvestasi secara tepat, maka potensi return yang bakal diperoleh juga tidak main-main. Tinggal pandai-pandai saja memilih saham yang hendak dibeli. Istilahnya, saham blue chip.

Untuk melihat saham prospektif sebetulnya tidak sulit-sulit amat. Hal itu dapat dilihat dari trend saham yang bersangkutan dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikannya seperti apa. Selain trend kenaikan, saham prospektif biasanya juga dapat diprediksi dengan positiningnya di pasar saat ini dan di masa depan. Misalnya saham Unilever, Indofood atau Telkomsel yang disebut-sebut sebagai saham dengan return tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Kedua, investasi properti

Untuk dana atau modal sebesar 50 juta, anda sudah bisa investasi properti. Yang paling mungkin agar investasi properti dengan dana segitu tidak jadi beban adalah investasi di apartemen. Pasalnya, masih ada beberapa apartemen yang dapat dibeli dengan uang muka sebesar 50 juta tersebut. Misalnya apartemen Green Pramuka dan beberapa apartemen menengah yang dapat dimiliki dengan DP 28 juta.

Setelah membayar uang muka, yang harus anda lakukan tentu saja bukan menempati. Namun menyewakan unit apartemen tersebut untuk menutupi biaya cicilan bulanan. Dengan memanfaatkan kredit tenor 10 tahun, anda bisa menyicil 3-4 juta perbulan.

Ketiga, buka usaha kecil menengah

Misalnya anda beli lisensi franchise ayam goreng atau kebab dengan outlet gerobak. Modal 50 juta tersebut, sudah bida dipakai untuk buka satu outlet kecil. Cuma, memilih opsi ini tidak sepraktis investasi saham atau apartemen yang tak butuh kontrol. Bila anda membuka usaha makanan, maka harus ditongkrongin setiap hari untuk memantau perkembangan bisnisnya.

Kecuali bila anda punya anggota keluarga yang dapat dipercaya dan diberdayakan, bisa sedikit melegakan.

***

Dari tiga opsi kran sumber pemasukan di atas, anda dapat memilih tentu harus disesuaikan juga dengan kondisi saat ini. Termasuk juga memperhatikan faktor hobi. Mungkin saja, ada hobi anda yang bisa jadi sumber mata pencaharian selain pendapatan sebagai karyawan atau pegawai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun