Mohon tunggu...
Qatrunnada HamparanMelati
Qatrunnada HamparanMelati Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Ritsumeikan Asia Pacific University Japan. Menikmati waktu bersama dengan alam.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Belajar Mencintai Alam dari Orang Jepang: Bermain di Sungai bersama Kunang-kunang

13 Mei 2019   13:42 Diperbarui: 13 Mei 2019   16:40 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Briefing oleh Kame-Kame Club sebelum memulai kegiatan | dokpri

Orang-orang Jepang dari kecil sudah ditanamkan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Bahkan, orang-orang Jepang tidak akan membuang sampah di jalanan walaupun jarang sekali ditemui tempat sampah di pinggir jalan.

Kesadaran dari dalam diri merekalah yang membuat mereka memilih menyimpan sampahnya sampai mereka menemukan tempat sampah. Sayangnya, banyak orang asing yang tidak menghargai kebiasaan baik orang-orang Jepang dengan membuang sampah seenaknya.

Setelah sampai pada lokasi yang dituju, mulailah kami membersihkan sungai dengan memungut sampah-sampah plastik dan kaca. Setelah itu, kami mulai mengumpulkan ilalang yang menghalangi aliran sungai. Sebenarnya Sungai Hiya memiliki aliran yang sangat kuat yang bisa membuat larva kunang-kunang bisa terbawa begitu saja.

Ubi bakar | dokpri
Ubi bakar | dokpri
Untuk mengatasi itu, Kame-Kame Club membuat aliran sungai kecil baru yang tenang dan tepat untuk pertumbuhan kunang-kunang. Setelah terkumpul ilalang-ilalang liar tersebut, kemudian dibakarlah bersama dengan ubi gunung yang akan menjadi makan siang kami semua. 

Setelah bekerja selama sekitar 2 jam kami pun mulai merasa lelah, tanda waktunya kami harus beristirahat. Kami pun duduk di tepi sungai sambil menyantap ubi bakar dan nasi kotak ala jepang, bento (弁当) sambil berbincang satu sama lain dan menikmati alam.

Dengan bahasa Jepang yang pas-pasan, saya pun juga mencoba berbincang dengan anggota Kame-Kame Club. Mereka antusias jika orang asing seperti saya mencoba berbincang bersama mereka, mengobrol tentang budaya negara masing-masing, dan banyak hal lainnya. Bahkan tak jarang pula mereka mencoba mengobrol dengan bahasa Inggris walaupun terbata-bata. 

Jangan kira anggota Kame-Kame Club adalah anak muda seperti saya, tidak. Para anggota Kame-Kame Club kebanyakan adalah orang-orang Jepang yang berusia senja 60 tahun ke atas.

Saya salut karena di usianya yang senja, mereka tetap berjiwa muda, aktif berkegiatan di sana-sini dan melakukan hal yang positif untuk lingkungan. Bahkan saya yang anak muda pun merasa tertampar karena masih suka bermalas-malasan. Kame-Kame Club adalah contoh nyata masa tua yang ingin saya jalani nanti.

Kawanina, siput air tawar makanan larva kunang-kunang | dokpri
Kawanina, siput air tawar makanan larva kunang-kunang | dokpri
Kawanina, siput air tawar makanan larva kunang-kunang | dokpri
Kawanina, siput air tawar makanan larva kunang-kunang | dokpri
Setelah beristirahat cukup lama, kami pun melepas kawanina (カワニナ) sejenis siput air tawar ke aliran sungai kecil untuk makanan larva kunang-kunang.

Di Jepang, kunang-kunang biasanya memasuki fase dewasa pada musim panas, sekitar bulan Juni hingga akhir Juli. Setiap tahun diadakan pula Fireflies Watching Activity, acara melihat kunang-kunang di tepi Sungai Hiya.

Saya telah mengikuti acara ini selama dua kali, dan di sanalah untuk pertama kalinya dalam hidup saya melihat kunang-kunang dengan mata saya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun