Mohon tunggu...
hamka kadir
hamka kadir Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Siapa Hamka Kadir? Seorang pegiat sosial media dengan akun Aditya Mahya dan Inspiration Indonesian Culture. Silahkan follow, dan salam Inspiration.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dalam Membangun Karakter Bangsa di Era Milenial

19 September 2020   21:51 Diperbarui: 27 Mei 2021   13:26 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantangan dalam Membangun Karakter Bangsa di Era Milenial (dokpri)

"Penggunaan dan pemanfaatan teknologi berbasis android diera milenial sangat mempengaruhi arus perubahan dalam membentuk karakter bangsa."

Era sudah berubah, digitalisasi dan informasi sudah menjadi kebutuhan dalam pemenuhan segala aspek peradaban didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Digitalisasi dan informasi bahkan sudah merekat dalam keseharian kita. 

Sehingga mau tak mau, suka atau tidak suka sudah harus menjadi pilihan! Fenemona ini sudah menjadi fakta dimana saat musibah covid 19 melanda dunia membuat seluruh aspek kehidupan manusia seketika itu harus berubah semuanya. Sama halnya perkembangan dan kemajuan teknologi dan informasi, baik disaat masa pandemi covid 19 dan sebelumnya sudah menimbulkan beragam dampak.

Mulai dampak positif yang konstruktif, dan dampak negatif, tapi dari sisi kemajuan jelas akan mendatangkan manfaat besar dimana memudahkan segala hal, namun di sisi lain akan mendatangkan dampak negatif, dimana dampak yang mengkhawatirkan adalah rusaknya generasi bangsa jika tak mampu membendungnya dengan sikap kritis dan selektif terutama dalam hal munculnya pemahaman ideologi diluar ideolgi bangsa yang sudah menjadi jati diri dan karakter bangsa Indonesia di dunia media sosial.

Baca juga : Penguatan Pendidikan Karakter sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa

Penggunaan dan pemanfaatan teknologi berbasis android diera milenial sudah menjadi hal yang biasa karena telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak lagi mengenal batasan usia sehingga sangat mempengaruhi arus perubahan dalam membentuk karakter bangsa. 

Tak terbayangkan sebelumnya dimana hampir rata-rata kehidupan dalam satu keluarga diyakini pasti menggunakan fasilitas media komunikasi berbasis android yang mau tidak mau akan menggunakan jaringan fasilitas internet sehingga potensi atas pengaruh arus globalisasi dunia menjadi tantangan.

Di dunia pendidikan misalnya, teknologi digitalisasi sudah mutlak menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi. Dimana manusia dalam sepanjang hayatnya tanpa proses pendidikan mustahil manusia dapat hidup berkembang dan maju sejalan dengan perubahan era didalam meraih cita, asa dan harapan menuju sukses dimasa mendatang. 

Sama halnya dengan teknologi digitalisasi yang menjadi pelengkap kesempurnaan manusia didalam meraih impian sesuai tuntan jaman. Maka penggunaan gadget berbasis android bagi anak-anak kita terutama dalam menjelang fase perubahan dari usia dini menuju remaja dan dewasa sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan bahwa kondisi ini tidak lagi bisa dilepaskan dari kehidupan mereka.

Sebab eranya memang demikian adanya! Dan yang menjadi penting adalah bagaimna orang tua bisa melakukan fungsi kontrol atas fasilitas yang mereka genggam setiap harinya agar tidak disalah gunakan ke hal-hal yang negatif. 

Penggunaannya harus jelas paling tidak dijadikan sarana didalam menambah nilai plus baik dari segi wawasan, pola pikir termasuk membuka horizon dan daya nalar mereka sehingga dapat teruji sejauh mana tingkat kecerdasan dan daya kreatifitas anak itu sendiri. Dan semuanya harus diawali dari lingkup keluarga.

Baca juga :Capai Indonesia Emas 2045 dengan Perkuat Karakter Bangsa di Era Disrupsi

Mengapa demikian? Karena keluargalah yang paling memiliki kesempatan dan waktu yang luas didalam memaksimalkan mereka. Tanggungjawab atas berkebangnya anak adalah orang tua sendiri. Orang tua harus tampil sebagai garda terdepan dalam memberi suri tauladan pada hal-hal yang positif seperti menghargai orang lain, beretika santun kepada siapa saja dan bertutur kata yang sopan kepada orang tua dan lain-lain sebagainya.

Sehingga penguatan peran keluarga dalam mendidik anak menjadi mutlak, karena pendidikan di dalam keluarga dapat mengajarkan hal-hal yang tidak akan di dapatkan atau di temui dimana pun termasuk di dalam sekolah sekalipun.

Anak adalah aset masa depan bangsa yang kelak akan melanjutkan perjalanan bangsa dan negara. Mereka adalah generasi yang akan menentukan arah bangsa dan negara ini kedepan! Tentu harapannya adalah mampu mewujudkan bangsa dan negaranya menjadi negara maju dengan kedaulatan yang dimiliki dari segala aspek peradaban yang tertanam dalam nilai-nilai ke Indonesiaan kita.

Peranan besar yang harus dihadapi adalah mulai menanamkan akhlak moral bangsa dengan tidak melupakan culture, budaya bangsa yang telah diwariskan oleh para leluhur bangsa sehingga bingkai ke Indonesiaan kita tetap kokoh, tejaga dan terimplementasi dengan baik dalam keseharian mereka. 

Anak-anak di era milenial tentu saja memiliki resistensi yang cukup tinggi terhadap pengaruh teknologi digitalisasi yang berkembang begitu pesatnya.

Jika kita meluangkan waktu kemudian mencoba mengamati perubahan karakteristik dan perilaku anak-anak kita saat ini, tentu saja akan timbul satu kesimpulan yang sama bahwa anak-anak kita saat ini mengalami ketergantungan terhadap teknologi yang kian global dimana setiap harinya terus berkembang dan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya. Bisa kita tengok keseharian anak-anak kita seperti apa mereka menggunakan gedget mereka?

Maka dapat dipastikan mereka lebih tertarik menghabiskan kuota internetnya untuk bermain game online, nonton youtube dan browsing di media sosial lainnya ketimbang menengok aplikasi ruang guru apalagi sekarang dihadapkan dalam satu kondisi dimana semua negara didunia mendapatkan kondisi yang sama didalam menghindari terjadi penularan covid 19 yang entah kapan akan berakhir. 

Dan semuanya telah berjalan dengan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah termasuk proses belajar jarak jauh secara virtual sehingga fungsi orang tua menjadi penting, jangan sampai justru orang tua gaptek dalam penggunaan teknologi digital.

Dengan kondisi yang serba tidak menentu, dengan segala kekurangan dan kelebihan pemerintahan kita, maka pembentukan karakter anak harus menyesuaikan diri, sebab mereka berada di era milenial yang mau tidak mau pembentukan karakter dan jati diri bangsa bukan hanya bisa diharapkan dari dunia pendidikan saja, melainkan penggunaan gadget yang sudah menguasai kehidupan sehari-hari anak-anak kita sehingga menjadi wajib ditanamkan dalam diri setiap anak sejak usia dini untuk tetap menggunakannya dengan batasan-batasan tertentu dengan tetap mengedepankan pembentukan sifat dan akhlak mulia dari lingkup keluarga atau orang tua sesuai pemahaman agamanya masing-masing.

Baca juga : Dampak Peralihan Permainan Tradisional ke Permainan Modern terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

Jangan sampai mereka tak terkontrol sehingga melakukan hal-hal diluar ketentuan dan norma-norma yang telah diatur dalam Undang - Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Membangun karakter bangsa dapat dilakukan beragam cara. Salah satunya memanfaatkan gadget dengan memperbanyak tontonan yang bersifat edukasi baik melalui tayangan TV maupun akun Youtube yang berbasis pendidikan dalam pembentukan karakter anak diusia dini.

Pendidikan bukan hanya belajar mengenai materi saja, akan tetapi dapat melalui praktik dalam keseharian dengan lingkungan sekitar sehingga dapat membantu untuk menumbuhkan karakter yang baik bagi generasi milenial. Pendidikan karakter menentukan perilaku seseorang berjalan sesuai norma-norma yang telah ada di dalam masyarakat. Tetapi dukungan keluarga memiliki peranan penting dalam memberikan arahan, sekaligus menjadi penopang moral dalam pembentukan karakter anak.

Perilaku anak-anak milenial seiring menguatnya penggunaan teknologi digialisasi harus mengutamakan pola asuh yang efektif sehingga mereka terhindar dari pengaruh negatif dari media sosial seperti hoaks, ujaran kencian dan pemahaman ideologi selain pancasila. 

Orang tua harus bisa memberikan contoh dengan menggunakan semua teknologi atau media di era milenial ini dengan bijak dengan mengajaknya untuk hal-hal yang positif. Keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak, maka orang tua harus terus berupaya untuk mempersiapkan anak didalam menghadapi era yang sangat membutuhkan kontrol yang sangat selektif.

Keterlibatan keluarga dalam menghadapi era milenial ini adalah suatu keharusan. Bentuk pendidikan dalam keluarga adalah pengasuhan. Pola pengasuhan dalam keluarga erat hubungannya dengan kemampuan orang tua memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial, emosional, dan spiritualnya. Secara umum keluarga harus mampu memberikan keteladanan kepada mereka.

Salah satunya mencoba memberikan pemahaman betapa pentingnya kita hidup saling bekerja sama satu sama lainnya, hidup saling gotong royong, saling memahami hidup dalam keberagaman yang ada. Hidup saling toleransi dalam keberagaman suku, budaya, agama, bahasa dalam satu lingkungan warga dimana kita bertempat tinggal. 

Sebab disinilah cerminan karakter bangsa kita akan teruji apakah anak-anak kita bisa menerapkan hidup saling menyayangi dalam kesehariannya atau justru anak-anak kita menonjolkan egoisme sehingga sulit menyatu dalam satu lingkungan.

Disinilah betapa pentingnya penerapan etika dan moral dalam keseharian anak-anak kita jangan sampai arus globalisasi justru merubah mereka dengan menjadikan budaya negara lain sebagai 'kiblat' mereka sehingga hilanglah identitas ke Indonesiaan kita. Sudah saatnya terus melakukan upaya-upaya didalam membangun karakter bangsa khususnya dalam menanamkan budaya melalui nilai-nilai luhur Pancasila pada anak-anak sejak diusia dini.

Yang lebih terpenting lagi mengajak mereka untuk mengenal kepribadian bangsa dalam di lingkungan dimana kita bertempat tinggal yang hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya dalam mewujudkan hidup yang rukun, harmonis dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sebagai generasi yang bermartabat. 

Namun, perlu diingat bahwa setiap penerapan yang dilakukan haruslah sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku sehingga terhindar dari bentuk kesalahpahaman di masyarakat.

Disinilah peran orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat termasuk kaum ulama sangat diperlukan didalam meningkatkan pendidikan dan karakter bangsa yang lebih inovatif kedepannya untuk memajukan bangsa Indonesia. 

Terlepas dari semuanya saya mengajak generasi milenial ayo buktikan jati diri kalian bahwa sesungguhnya kalian bukanlah sebagai generasi gadget melainkan sebagai generasi pembangun karakter bangsa yang siap berpartisipasi memajukan Indonesia menuju negara maju. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun