Mohon tunggu...
hamka kadir
hamka kadir Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Siapa Hamka Kadir? Seorang pegiat sosial media dengan akun Aditya Mahya dan Inspiration Indonesian Culture. Silahkan follow, dan salam Inspiration.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Londo Ireng dan Radikalisme Sama Saja, Penghianat Bangsa

12 Agustus 2020   11:47 Diperbarui: 12 Agustus 2020   11:56 6154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: IG indonesiabertauhid

Pada zaman kononialisme, Bangsa kita meninggalkan sejarah kelam di masa lalu, dimana selama ratusan tahun lamanya hidup terbelenggu ditangan penjajah Belanda. Dan cerita perih ini tidak akan terlupakan, dan terus akan dikenang hingga akhir zaman. 

Pengkhianatan anak-anak bangsa yang rela menggadaikan kemerdekaan dan kehormatannya, demi menikmati hidup makmur bersama kolonial di bumi Nusantara.

Namun dimasa itu, bangsa kita sama sekali tidak menaruh dendam. Mengapa?Karena bangsa kita dikenal sebagai  bangsa yang ramah dan bukan bangsa  pendendam. 

Jika kita mencoba menrefleksikannya  kembali kisah atau sejarah pengkhianatan yang pernah terjadi, maka sejatinya musuh kita sejak dulu hingga sekarang, sebenarnya bukan siapa-siapa melainkan saudara sebangsa sendiri yang dikenal dengan sebutan Belanda Hitam atau " Londo Ireng ", atau pengkhianat bangsa.

" Londo Ireng", dimasa itu lebih memilih  membela Belanda dari pada kepentingan bangsanya sendiri di dalam melakukan perjuangan merebut kemerdekaan.

Karena? Mereka menginginkan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan sehari-harinya dimasa itu yang disertai  dengan alasan politis sehingga mata dan hati mereka tertutup sudah untuk saudara-saudaranya sendiri. Harta, tahta, jabatan  dan keselamatan menjadi pilihan dari pada ikut berjuang bersama-sama untuk merebut kemerdekaan.

Nah....tidak heran jika para " Londo Ireng", banyak dari kalangan intelektual,  terpelajar, para aristokrat dan bangsawan (raja-raja), juga ikut termakan rayuan duniwai yang ditawarkan oleh kaum penjajah. 

Motivasi mereka pun beragam. Ada yang dekat karena ingin diangkat menjadi raja atau pemangku wilayah karesidenan, menjadi pegawai sipilnya saja. Dan bagi rakyat biasa, ia rela menjadi centeng hingga mata-mata Belanda karena tergiur oleh upah. Lalu apa bedanya dengan sekarang?

" Londo Ireng", dijaman kolonial dengan diera milenial sama saja! karena mereka melakukan pengkhianatan terhadap bangsa dan negaranya dengan menanggalkan nilai-nilai kebangsaan yang sejatinya dijunjung tinggi. 75 tahun Indonesia merdeka tidak lagi menjadi spirit kebersamaan dalam satu bingkai keIndonesiaan. 

Justru sebaliknya bangsa kita terpecah dengan munculnya kelompok-kelompok atau gerombolan-gerombolan yang tak ubahnya dengan Londo Ireng, yang secara terang-terangan melakukan perlawan terhadap negara dengan cara merusak tatanan berbangsa dan bernegara .

Kelompok ini muncul dengan menggunakan topeng agama untuk melakukan tindak kekerasan dan intimidasi. Prilaku intoleran menjadi aktivitas mereka dimana-mana seakan tak ada ujungnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun