Mohon tunggu...
Galuh Ajeng Hamindhani
Galuh Ajeng Hamindhani Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota , Fakultas Teknik, Universitas Jember

181910501013

Selanjutnya

Tutup

Money

Fungsi Klaster Industri dan Aglomerasi Guna Perkembangan Suatu Wilayah

25 November 2019   20:53 Diperbarui: 25 November 2019   21:09 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Klaster industri adalah kelompok spesifik untuk menciptakan atau proses peningkatan nilai tambah baik itu melalui hubungan bisnis atau pun non bisnis. Menurut Michel Porter (1998) mengemukakan klaster industri merupakan sekelompok perusahaan sejenis yang bekerja sama saling melengkapi dan saling memperkuat karena memiliki tingkat daya saing yang tinggi. Klaster industri merupakan kumpulan atau kelompok bisnis dan industri yang saling terkait melalui suatu rantai produk umum, ketergantungan atas keterampilan tenaga kerja yang serupa, mau pun penggunaan teknologi yang serupa atau saling komplementer (OECD, 2000).

Pembuatan dalam sebuah klaster terdapat beberapa komponen yaitu, apa yang mendukung sebuah industri, siapa yang akan menjadi pelanggan, apa inti dari sebuah industri, dan apa serta bagaimana yang akan menjadi pasokan dalam sebuah industri. Klaster industri memiliki tiga ciri-ciri yaitu, kebersamaan/kesatuan (commonality), konsentrasi (concentration), dan konektivitas (connectivity). Sedangkan manfaat dari klaster industri adalah mampu memperkuat perekonomian lokal, mampu memfasilitasi reorganisasi industri, dapat meningkatkan networking antar perusahaan, memungkinkan menitikberatkan potensi publik atau sumber daya publik, mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta mampu mendorong dan mempermudah inovasi.

Strategi klaster industri ada lima, (1) mobilitasi yang artinya bagaimana strategi yang ditetapkan untuk kelancaran pergerakan sebuah industri, (2) diagnosa yang artinya kita mampu mendiagnosa berbagai hal untuk meningkatkan nilai tambah dan kerugian yang kemungkinan terjadi, (3) strategi kolaboratif yang artinya melakukan kolaborasi atau kerja sama dengan perusahaan lain untuk mendukung atau meningkatkan nilai daya saing industri, (4) implementasi yaitu strategi yang berupa tindakan-tindakan apa saja yang harus dilakukan sesuai dengan rencana yang disusun untuk kelancaran industri, (5) penilaian yang artinya industri mampu menilai apa yang sedang tren secara berkelanjutan dan kebutuhan yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat atau konsumen untuk meningkatkan hasil produksi dan daya saing industri.

Ada dua pelaku klaster industri yaitu, industri inti dan industri pendukung. Perusahaan yang bergerak pada industri inti seperti industri yang menghasilkan sebuah produk atau barang jadi, sedangkan perusahaan yang tergolong dalam industri pendukung seperti industri pemasok bahan baku, industri pelengkap, dan industri lanjutan dari industri inti itu sendiri.

Lain halnya dengan klaster industri, aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di suatu kawasan perkotaan karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan klaster spasial dari perusahaan dengan para pekerja dan konsumen (Kuncoro, 2002). Menurut Marshall, aglomerasi membahas tentang penghematan atau dapat disebut sebagai industri yang terlokalisir. Terdapat empat teori aglomerasi industri yaitu, teori neo klasik, teori eksternalitas dinamis, teori ekonomi geografi baru, teori kutub pertumbuhan.

Teori neo klasik menjelaskan tentang aglomerasi muncul karena pelaku kegiatan ekonomi yang berupaya untuk mendapatkan penghematan aglomerasi (penghematan lokasi dan urbanisasi) yang saling berdekatan satu dengan yang lain. Artinya aglomerasi ini muncul karena pelaku ekonomi seperti perusahaan atau klaster industri melakukan kegiatannya berdasarkan lokasi dan melihat proses urbanisasi yang terjadi, sehingga industri mendapatkan penghematan aglomerasi berupa perusahaan kolaborasi dan konsumen tidak berada pada lokasi yang berbada, melainkan tidak jauh dengan industri yang bersangkutan atau saling berdekatan satu sama lain.

 Teori eksternalitas dinamis mengemukakan kedekatan geografis memudahkan transmisi ide, serta bagaimana membentuk kota dan mengapa kota tumbuh. Artinya industri yang dekat dengan geografis yang menguntungkan dapat memudahkan dalam menciptakan atau merumuskan sebuah ide/konsep peningkatan ekonomi yang berkelanjutan yang mampu membentuk sebuah kota hingga kota tersebut dapat tumbuh dan berkembang karena faktor ekonomi dan geografisnya.

Teori ekonomi baru mengemukakan bahwa, berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi dari interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi, dan meningkatkan pengembalian (increasing return) dari perusahaan.

Teori kutub pertumbuhan menjelaskan bahwa, dalam proses pertumbuhan akan memunculkan industri yang unggul yang menjadi industri penggerak utama dalam pengembangan dan pembangunan darah dan pemusatan pada industri mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Pada teori dengan jelas menyebutkan bagaimana upaya atau proses untuk pembangunan daerah dengan mempercepat pertumbuhan perekonomiannya. Industri yang unggul yang menjadi industri penggerak utama dalam mempercepat pertumbuhan, biasanya memiliki ciri khas yang dapat mewakili produk dari sumber daya yang ada pada daerah (sesuatu seperti citra kota), misalnya sebuah produk yang hanya ada (dihasilkan/diproduksi) di kota tersebut lebih mampu mempercepat sistem pertumbuhan perekonomian pada daerah.

 Manfaat dari aglomerasi adalah mampu mengurangi kerusakan atau pencemaran pada lingkungan, mampu mengurangi gangguan sirkulasi seperti kemacetan, dapat memudahkan pemantauan dan pengawasan pada pertumbuhan atau perkembangan ekonomi daerah, dapat menekan biaya transportasi, dan tidak akan mengganggu rencana sebuah tata ruang yang ada di daerah tersebut. Lalu yang menyebabkan aglomerasi industri ini terjadi yaitu, karena faktor industri yang dibutuhkan, kesamaan lokasi usaha berdasarkan faktor produksi, pertumbuhan dan perkembangan industri disesuaikan dengan tata ruang atau fungsi wilayah tersebut, kesamaan dalam kebutuhan sarana prasarana dan pelayanan lainnya, serta kerja sama dan saling membutuhkan dalam proses menghasilkan suatu produk.

Hubungan antara klaster industri -- aglomerasi dengan perencanaan wilayah yaitu, bersifat geografis (industri yang tumbuh berdasarkan peraturan atau rencana tata ruang wilayah yang dirumuskan), peningkatan ekonomi suatu wilayah untuk pengembangan wilayah (mampu merencanakan ide/konsep untuk memudahkan investasi masuk), perumusan strategi pengembangan wilayah (merencanakan apa yang harus dilakukan untuk kemajuan/kejayaan wilayah tersebut), dan penentuan lokasi potensial (mampu melihat serta menilai lokasi yang unggul untuk perkembangan dan pembangunan wilayah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun