Mohon tunggu...
hamim jazuli
hamim jazuli Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Cerdas dalam Memimpin

23 Oktober 2017   08:58 Diperbarui: 23 Oktober 2017   09:25 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Assalamu'alaikum wr wb. Salam sejahtera buat saudara-saudiraku fillah yang di Rahmati oleh Allah SWT. Seluruh bangsa Indonesia yang membaca artikel saya ini. Dalam artikel ini saya akan menjelaskan tentang menjadi pemimpin harus cerdas menurut Islam dengan cara yang di ajarkan oleh Rasululloh SAW.

Pertama kita harus pahami dulu apa itu cerdas dan pemimpin. Cerdas dalam bahasa arab yaitu fathanah, cerdas disini dapat memiliki banyak arti yaitu intelektual, kecerdikan, dan kebijaksanaan. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kewibawaan dan kekuasaan dalam menggerakkan orang lain untuk melakukan usaha. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus bisa mengkoordinir seseorang dalam melakukan usaha dengan kecerdasan atau intelektual yang baik dengan cara yang telah di ajarkan oleh Rasulullah SAW.

Setiap manusia yang terlahir di bumi ini dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya menjadi seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus atau tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang di pimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena Allah SWT. Akan miminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.

Menurut Islam, pemimpin harus mengikuti cara yang telah di ajarkan oleh Rasulullah SAW. Dimana Beliau mempunyai sifat-sifat shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Dari ke empat sifat tersebut tidak hanya di terapkan di dalam dakwah saja tetapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan lainnya, termasuk di dalam bisnis perbankan syariah. Sifat-sifat tersebut sudah sangat dikenal oleh kalangan ulama' maupun pemimpin, akan tetapi masih jarang yang melakukan hal tersebut khusunya dalam dunia bisnis.

Potensi paling berpengaruh dan termahal pada saat ini yang hanya diberikan kepada manusia adalah akal (intelektualitas). Salah satu ciri orang yang paling bertakwa adalah orang yang paling mampu mengoptimalkan potensi pikirnya. Al-quran menyebut orang yang senantiasa mengotimalkan potensi pikirnya dengan sebutan ululalbab,yaitu orang yang iman dan ilmunya berinteraksi secara seimbang.

Allah SWT. bahkan memberikan peringatan keras kepada orang-orang yang tidak menggunakan akalnya, yang artinya ialah: "Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya"(QS Yunus 10: 100).

Ilmu ekonomi dalam bisnis yaitu segala sesuatu aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan kecerdasan. Yakni dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar, dan bertanggung jawab saja tidak cukup dalam mengelola bisnis secara profesional. Para pelaku bisnis syariah juga harus mempunyai akal cerdas, cerdik, dan bijaksana, agar usahanya bisa lebih efektif dan efisien serta mampu menganalisis situasi persaingan dan perubahan-perubahan di masa yang akan datang.

Dari Sifat Nabi SAW. Yang sering kita dangar dengan sifat fathonah ini akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreatif dan inovatif hanya mungkin dimiliki ketika seseorang selalu berusaha untuk menambah berbagai ilmu pengetahuan dan informasi, baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun perusahaan secara umum.

Pembisnis syariah mesti mampu mengadopsi sifat ini jika ingin menjadi seorang pembisnis yang sukses di masa depan, terutama dalam menghadapi situasi persaingan yang bukan hanya rumit dan canggih pada saat ini, tetapi bahkan kadang-kadang menghadapi situasi yang kacau. Pembisnis juga harus mempunyai kecerdasan sehingga bisa memprediksi situasi persaingan global di masa depan dengan kemajuan teknologi komunikasi yang demikian pesat.

Saat ini manusia dapat berkomunikasi dan melakukan transaksi bisnis ke mancanegara hanya melalui perangkat komputer di dalam kamar tidur, tanpa harus ke kantor, bertemu klien secara langsung atau malah meninjau perusahaan klien yang ada di negara tertentu. Di sini, sifat Nabi SAW. Yang fathonah perlu dioptimalkan lagi.

            Oleh karena itu, yang harus dijadikan tauladan  sebagai pemimpin ialah Rasulullah SAW. Berikut ini yang harus di teladani dari kepemimpinan Beliau:

  • Kepribadian yang Tangguh
  • Nabi Muhammad SAW. Adalah sosok yang sangat kuat baik pada masa kecilnya, dewasanya bahkan sampai wafatnya menunjukkan sikap yang sangat kuat teguh pendiriannya. Sejak pertama Beliau tidak pernah terpengaruh oleh kondisi masyarakat di sekitarnya yang terkenal dengan kejahiliannya, menyembah patung dan berhala. Kepridaian itulah yang menjadi dasar atau landasan yang kokoh dan kuat.
  • Kepribadian dan Akhlak Terpuji
  • Dalam menciptakan standar akhlakul karimah yang tinggi, Nabi Muhammad SAW. Mengajari manusia dengan menggunakan keteladanan dalam keseluruhan metodenya, hal ini dapat dilihat dari keseluruh perilaku Beliau yang merefleksikan nilai-nilai pendidikan. Dengan mengambil keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. Berkaitan dengan pendidikan akhlak Nabi, Beliau sendiri menegaskan dalam salah satu hadits yang sudah dikenal luas dikalangan umat Islam: "Tidaklah aku di utus kecuali untuk menyempurnakan akhlak." (H.R. Ahmad)
  • Kepribadian yang Sederhana
  • Beliau mengajarkan pada umatnya untuk hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Ini bukan berarti Beliau mengajarkan kemiskinan kepada manusia, akan tetapi Beliau menyuruh umat Islam untuk selalu tampil sederhana dengan melakukan sedekah pada orang lain dan saling membantu. Beliau memperbaiki dan menjahit pakaiannya yang sobek dan menambal sepatunya sendiri. Beliau biasa memerah susu kambing peliharaanya dan membersihkan lantai rumahnya yang seederhana. Sikap ini benar-benar menunjukkan bahwa kesederhanaan dalam kehidupannya, meskipun Beliau pemimpin besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun