Mohon tunggu...
Lana Hamimatul Auliyah
Lana Hamimatul Auliyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harta Bukan Segalanya

24 September 2017   17:29 Diperbarui: 24 September 2017   17:36 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://i.huffpost.com/gen/3167630/images/n-DIVORCE-KIDS-628x314.jpg

Hari ini aku mendapatkan nilai sempurna untuk ujian matematika. Aku sudah tidar sabar untuk segera pulang dan menunjukkannya pada ayah dan ibu. Aku harap mereka senang dan bangga karena aku berhasil menyelesaikan ujian akhir dengan sangat baik. Aku akan meminta pada mereka untuk mengabulkan satu permintaanku, anggap saja imbalan atas kerja kerasku.

***

Setelah waktu berjalan yang terasa begitu lambat, akhirnya aku bisa pulang dengan selamat.

"Ayah... Ibu... Assalamualaikum...." teriakku. Aku berteriak sambil mengetuk pintu rumah dengan semangat membara. Hingga beberapa saat, pintu tetap saja tidak dibuka.

Beberapa saat kemudian setelah lelah menunggu, akhirnya aku putuskan untuk lewat pintu belakang saja. Aku berfikir mungkin saja ayah belum pulang kerja dan ibu sedang tidur.

Ketika aku membuka pintu belakang, yang aku lihat justru diluar dugaanku.

"Darimana saja mas baru pulang? Enak sekali hidup mas, pergi tanpa kabar dan pulang semaunya. Ingat mas, mas itu punya anak dan istri yang menunggu mas pulang" tanya Ibu.

"Aku tau aku punya istri dan anak, dan aku gak pergi ataupun pulang seenaknya. Aku pergi untuk bekerja, aku juga pulang jika pekerjaanku sudah selesai. Aku itu bekerja sama orang, aku gak bisa seenaknya pulang jika pekerjaanku belum selesai" jawab Ayah.

Ayah memang sering tidak pulang, jika pulang itupun langsung tidur tanpa menyapa aku dan ibu. Ibu pun selalu memberi pengertian kepadaku kalau ayah capek bekerja dan untuk selau memaafkan perbuatan Ayah. Aku memang kecewa sama Ayah, tapi aku berusaha mengerti dan memaafkan seperti apa yang dikatakan Ibu. Dan saat ini, untuk pertama kalinya aku melihat Ayah dan Ibu bertengkar.

"Mas, aku bisa mengerti. Tapi tidak bisakah mas meluangkan waktu sedikit saja untuk anak kita. Dia juga membutuhkan kasih sayang dari mas, gak hanya dari aku saja. Ada baiknya jika kita pergi liburan bersama"

"Kamu beri pengertian dong sama dia, kalau aku ini bekerja cari uang buat kalian. Memangnya aku gak capek kerja terus tiap hari? Memangnya aku gak pengen bisa pulang tepat waktu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun