Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Latto-Latto, Bermainlah Sebelum Punah

8 Januari 2023   10:20 Diperbarui: 8 Januari 2023   10:26 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjual latto-latto bermain sambil menawarkan dagangannya (sumber gambar: Hamim Thohari Majdi)

Minggu ceria di seputaran alun-alun Lumajang, dan mungkin ini juga terjadi di tempat keramaian lainnya, bunyi "etek-etek" sangat mudah didapat, terdengar membahana memecahkan kesunyian di berbagai sudut, "etek-etek-etek...".

Latto-latto menjadi semakin viral di era digital, hingga menempati kedudukan terhormat dimainkan para pejabat. Dalam konteks ini mereka bermain latto-latto dalam upaya mendapatkan predikat uo to date, gak mau kalah gak mau ketinggalan 'aku juga bisa" ujar mereka.

Bermain latto-latto dalam komedi bedes (sumber gambar: Hamim Thohari Majdi)
Bermain latto-latto dalam komedi bedes (sumber gambar: Hamim Thohari Majdi)

Ada nilai positif viralnya latto-latto di tengah lekatnya anak-anak dengan dawai (android), kini dengan mudah mereka menelantarkan sementara telepon pintar. Semoga latto-latto bisa menginspirasi  pencipta mainan untuk mengarah kepada permainan manual.

Bermain latto-latto adalah mengasah kecerdasan emosional, menata fokus dan harmonisasi (kecerdasan musical), walau ada yang hanya  sekadar membentur-benturkan agar muncul bunyi-bnyian "etek-etek"

Sangat mudah didapati permaina latto-latto (sumber gambar: Hamim Thohari.Majdi)
Sangat mudah didapati permaina latto-latto (sumber gambar: Hamim Thohari.Majdi)

VIRALKAN

Gelombang infirmasi begitu dahsyat menusuk kendang telingan umat manusia, sesuatu yang viral mudah untuk diketahui dan banyak yang ingin membuktikan. Begitu halnya latto-latto harus lebih diviralkan agar ada even baik tingkat lokal, regional bahkan nasional,  dan menjadi permainan yang menarik.

Hadirnya latto-latto sedikit mengubah wajah anak-anak, pandangnnya kini berkerang kepada barang elektronik yang menguras emosi orang tua dan menguatkan fokus serta betah dalam satu posisi. 

Salah satu karakter masyaraakat kita, sesuatu yang sudah viral walau kualitasnya pas-pasan akan senantiasa diikuti lalu menjadi booming. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun