Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Air Mancur Curahan Air Mata

12 Oktober 2022   21:46 Diperbarui: 12 Oktober 2022   22:04 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air mancur sudut alun-alun Lumajang (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi)

 

Bila Anda berjalan-jalan di kota sering kali menjumpai air mancur untuk melengkapi keindahan taman atau sekadar menjadi penghias di halaman. Hanya ada di sedikit tempat air mancur secara alami seperti di Nevada bernama Fly Ranch Geyser. Sementara di tempat lain hingga merata di belahan bumi, air mancur adalah hasil kreasi manusia.

Sungguh menyejukkan, memandang air mancur, terlebih ada harmoni seperti tarian atau gerakan yang tersusun rapi. Meliuk, bergantian naik turun membuat suasana gembira para pengunjung. Air mancur membuang segala kepenatan hati. Menghadirkan tawa hingga histeris menjeda kesadaran dan melayangkan hayalan.

Air mancur kini tidak saja berada di taman atau halaman rumah perorangan, di kantor, tempat rekreasi bahkan di fasilitas umum, seperti taman kota, alun-alun dan lainnya.

 Sebagai sumber kehidupan, ternyata air tidak saja menumbuhkan kesuburan seperti membasahi tanaman, pepohonan. Air  yang berada di sungai mampu menghidupi makhluk yang ada di sekitarnya. Seperti ikan, hewan ternak, bahkan untuk minum dan mencuci.

Setiap orang yang memimpikan membuat air mancur haruslah mengucurkan air keringatnya, bekerja sungguh-sungguh dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah, lalu dinikmatinya untuk mendapatkan kepuasan sebagai wujud kebanggaan dan mengusir 

kepenatan.

Namun air mancur yang berada di taman kota adalah milik bersama, kegagahan dan keindahannya sebagai perlambang keadaan batin harmoni waraga dengan pemimpinnya.

Ada dua sisi yang dihadirkan sebagai muara air mancur yaitu air mata duka dan  suka, tak terasa memang bila pengunjung atau yang menikmati keberadaan air mancur sejatinya merekalah yang mengisi airnya, seseorang menumpahkan air mata duka, sementara orang lain menuang air mata bahagia.

Bercampurnya cucuran air mata bahagia dengan air mata duka adalah saling menekan dan berebut kuasa, maka jalan tengah yang bisa ditempuh kemudian muncratlah air-air yang ada, mancur menjulang sekuat dorongan kebagian dan kesedihan.

Maka patut dipertanyakan dan menjadi bahan penikmatan keindahan air mancur, adakah air mata bahagia yang tertumpah membasahi batin warganya, atau justru tumpahan air sebagai bentuk kemurkaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun