Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara Menghadapi Anak Suka Bicara Kotor

28 September 2022   21:14 Diperbarui: 28 September 2022   21:22 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mau dikatain seperti itu (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi)

 

Keterampilan berbicara haruslah dilatih sejak dini, supaya kelak anak-anak akan terbiasa dengan bicara menurut  tata kesopanan yang berlaku di lingkungannya. Sehingga mereka mudah beradaptasi dalam kontak sosial dan bisa menempatkan diri pada posisi yang tepat.

Seorang ibu bernama Indah mengadukan kepada guru tentang anaknya yang dinilai sudah keterlaluan dalam menggunakan istilah yang "menjijikkan", sang ibu bertutur kepada guru "anak saya akhir-akhir ini bicaranya sangat kotor", lalu sang guru menimpali "kotor yang bagaimana bu?". Sang ibu melanjutkan "menyebut nama hewan seperti anjing, coro, monyet dan lainnya"

PASTIKAN

Sang guru menyatakan ke ibu  Indah untuk memastikan apakah benar yang dikatakan sang anak ketika menyebut "binatang" seperti di atas dengan kesengajaan, berapa kali ibu mendengarnya, beberapa kali atau apakah  sudah berulang-ulang.

Penting untuk memastikan apa yang diucapkan anak, agar orang tua tidak salah dalam melakukan tindakan. Memastikan di sini yaitu kata-kata yang diucap, bukan salah dengar sehingga berbeda apa yang diucapkan anak dengan apa yang didengar oleh orang tua.

Dalam situasi yang ramai, sulit untuk menangkap pembicaraan seseorang, apalagi bila tidak dalam satu frekwensi, karena banyak suara yang lebih keras atau lontaran kata-kata yang menjadi perhatian khusus telinganya.

Jangan gegabah dan memastikan bahwa sang anak benar-benar mengucap kata kotor, bila salah dengar dan langsung menuduh dengan  nada marah kepada anak, menjadikan marah orang tua tidak mendapat tempat di hati anak, pada akhirnya rasa sayang mulai berkurang dan keakraban mulai longgar.

AJAK NGOBROL

Salah satu cara untuk bisa menguras pesan yang terpendam dalam hati anak yaitu melalui cara sharing orang biasa mengebut dengan ngobrol. Orang tua harus mampu membuat suasana yang sedemikian  bersahabat dengan anak.

Hilangkan kesan dan cara-cara yang menyudutkan anak dan memerankan diri sebagai seorang yang mengintrogasi, sehingga anak ditempatkan pada posisi bersalah. Mulailah obrolan dengan pertanyaan, dengan bertanya "mengapa adik atau kakak, menyebut monyet, sambil melotot?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun