Ternyata nasi memiliki kandungan rasa manis yang paling besar di antara makanan yang manis rasanya, manis dalam nasi adalah asupan bagi orang sehat dan mereka yang terindikasi kurang asupan makan minum manis. Â Â
Bagi orang yang sehat, makan minum manis yang melebihi kadar kebutuhannya akan berdampak kepada kerusakan dan pembengkakan bentuk badan, oleh karena itu ada beberapa anak muda atau orang dewasa untuk membiasakan diri dengan minum KTG (kopi tanpa gula) atau TTG (teh tanpa gula.
PENIKMAT KOPI
Kopi yang diseduh dengan menambahkan gula, menghilangkan ciri rasa kopinya. Sehingga kopi terasa pahit disebut kurang gula, sedang kopi terasa manis karena terlalu banyak campuran gulanya. Gula yang disalahkan terhadap wedang kopi yang rasanya terlalu ke kanan atau ke kiri.
Para ahli kopi, bisa merasakan perbedaan rasa kopi, syaratnya harus diseduh tanpa gula, bubuk kopi diaduk dengan air panas, itulah sensasi rasa kopi sebenarnya.
Maka para penikmat kopi selalu memesan KTG (kopi tanpa gula), bukan karena memiliki penyakit gula, akan tetapi mereka ingin menikmati rasa sejatinya kopi yaitu pahit, kalau tidak pahit bukanlah kopi, gaya hidup inilah menjadi salah satu solusi untuk tidak terbiasa mengkonsumsi  gula terlalu berlebihan.
Begitu halnya sekarang banyak sajian minuman panas rasa manisnya berasal dari gula aren, menghadirkan aroma yang menggoda dan rasa yang sulit untuk diceritakan. Gula aren yang larut bersama rempah-rempah khasiatnya  sangat luar biasa, menghancurkan lemak-lemak dan memberi kesegaran badan.
OLEH-OLEH DARI BANDUNG
Suatu hari ada acara family Gathering dengan tujuan kota Bandung dengan jejuluk kampung atau wilayah Sunda, pada jamuan makan pagi di sebuah rumah makan, kami dari Jawa Timur merasa aneh dihidangkan teh tanpa gula. Di antara rombongan ada yang tanya kepada pramusaji "mbak tehnya tawar, gak ada gulanya ya" dengan santun pramusaji menjawab "ya bapak, tidak pakai gula, kalau bapak ingin manis, sambil minum pandangi saya yang manis ini" he he he tentu kalimat terakhir adalah lontaran humor saja.
Makan siang yang tidak jauh dari gedung sate, para tamu berebut ambil minuman yang tersaji di ceret atau teko aluminium sehingga tidak diketahui apa isinya, setelah dituang tidak ada aroma manisnya, hanya sedap dari daun teh yang menyebar.
Begitu juga ketika rombongan kami makan malam di rumah makan padang, sama seperti sebelumnya minumnya teh tawar, namun kali ini kami tiada yang berkomentar, selama dua hari suguhan minumnya teh tanpa gula.