Keluarga bertempat tinggal di sebuah rumah, sehingga aktivitas di dalamnya disebut rumah tangga. Terdiri dari  Suami,  istri dan anak. Ada interaksi aktif dan pasif di antara anggota keluarga.
Interaksi aktif melahirkan dinamisasi, kehangatan, kasih sayang, saling menutup kekurangan, saling membatu kelemahan. Sehingga fungsi dan tujuan berkeluarga mencapai pelabuhan harapan, taman surga di dunia.
Interaksi pasif, menandakan kelabilan dalam roda rumah tangga, masing-masing  saling menunggu yang lain bergerak baru tereaki, semuanya minta  dilayani memerankan diri sebagai permaisuri. Rumah tangga model seperti ini ibarat berlayar, mereka sibuk menegakkan layar dan berdebat menentukan haluan guna mencapai pelabuhan asmara.
Keluarga labil, pasif dalam berinteraksi berada di tengah samudera dengan ancaman amukan gelombang, hempasan angin dan sengatan surya di siang hari, dinginnya malam tiada tempat bersembunyi. Semua berusaha menyelamatkan diri, tiada rasa peduli dan empati.
SATUKAN VISI
Agar memiliki kesamaan langkah, wajiblah ditentukan visi keluarga untuk diketahui, dipahami dan dicita-citakan bersama. Sehingga semua sepakat usahanya menuju  tempat berlabuh yang pasti, bukan masing-masing menentukan tujuan, lalu muncul wacana yang beragam.
Anggota keluarga bisa berbeda peran dan cara dalam mewujudkan visi keluarga. Pemimpin keluarga tidak boleh mengintimidasi cara dan jenis upayanya, kecuali apa yang mereka lakukan bertentangan dengan norma sosial dan menjauh dari visi keluarga.
Berilah ruang untuk berpikir kreatif dan melakukan inovasi-inovasi, sehingga melahirkan gairah baru setiap hari, sebagaimana harapan dari berpikir kreatif guna menemukan ide baru dan cara yang lebih unik dan lebih baik.
AMBIL PERAN KONDUKTOR
Keluarga merupakan satu kesatuan dalam sebuah tim yang bernaung dalam rumah tangga. Maka perlu ditetapkan, disepakati dan ditaati pemimpinnya. Dari sinilah semuanya dimulai.