Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Para Penolak Imunisasi Anak

8 September 2022   15:45 Diperbarui: 9 September 2022   03:25 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang dicanangkan pemerintah telah sampai pada waktu yang dijadwalkan, namun belum mencapai target yang diharapkan.

Tentu hal di atas membuat para Nakes dan pemangku kebijakan kurang nyenyak tidurnya, harus mencari solusi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, agar menemukan mimpi indah.

Tulisan ini berusaha meneropong serpihan kendala yang terjadi dalam masyarakat, walau pada akhirnya tidak bisa digeneralisasi kejadiannya disamakan di seluruh Nusantara. Bahkan bisa jadi apa yang tersaji adalah buah racikan yang sulit disebut namanya.

Grafik dasar pelaksanaan imunisasi (sumber gambar: Hamim Thohari Majdi)
Grafik dasar pelaksanaan imunisasi (sumber gambar: Hamim Thohari Majdi)

TERLALU MENYAYANGI ANAK

Diceritakan ada salah satu tokoh di sebuah desa yang memiliki pengaruh kuat dalam masyarakat. Namun anaknya masuk catatan bidan desa salah satu anak yang tidak mau diimunisasi. Setelah diusut ternyata anak tersebut pernah diimunisasi, lalu kulit bekas suntikan terasa sakit bahkan ada kecenderungan bernanah.

Sang bapak bersikeras melindungi anaknya agar tidak diimunisasi, sehingga sang ibu tidak berdaya menolak keputusan suaminya.

Petugas kesehatan begitu juga kader PKK penasaran dibuatnya, karena dalih yang disuguhkan oleh orangtua tidak rasional dan jauh dari fakta. Setelah didesak dan merasa tersudut, akhirnya buka juga suaranya "saya kasihan, anak saya tidak bisa tidur nyenyak karena merintih kesakitan, sebentar tidur, lalu terjaga, terasa berat ngantuknya tidur lagi, begitu seterusnya bergantian jaga, walau sudah disiapkan penjaga, anak lebih suka kalau sang bapak yang menjaga."

Sang bapak tidak bisa menolak permintaan anak, sisi lain orangtua harus nyenyak tidur agar fit dan bisa beraktivitas sebagaimana kesibukan hariannya. 

Rasa sayang anak yang berlebihan membuat orangtua tidak tinggal diam, bila ada yang mengusik. Demam jangan lagi diulang. Karena penolakan begitu keras bahkan menggunakan kata kunci "pokoknya" jangan diimunisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun