Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Keharusan Orangtua Memberi Hukuman kepada Anak

3 September 2022   15:29 Diperbarui: 3 September 2022   15:40 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Sejak dini disiplin harus dibiasakan, kehidupan yang teratur dan tertib ditanamkan dalam lingkup rumah tangga, orang tua tidak sekadar memerintah, harus mampu memberi contoh dan bisa dijadikan teladan.

Teguran atas pelanggaran yang dilakukan oleh anak harus dilakukan, sebagai pengendali dan bentuk peduli, sekecil apapun kesalahannya, orang tua tegas untuk menegur dan memberi memberi peringatan agar tidak diulang.

BERIKAN HUKUMAN

Bila teguran sudah dilakukan dan peringatan akan akibat bila mengulang pelanggaran sudah disampaikan, maka ayah bunda harus mampu bersikap tegas, berikan hukuman setiap pelanggaran.

Hukuman yang diberikan kepada anak berfungsi memberikan efek jera. Oleh sebab itu ketika penerapan hukuman orang tua terlebih dahulu memberi penjelasan, "kamu melanggar datang melebihi jam yang disepakati, maka kamu harus merapikan ruang tamu, sebelum tidur" atau bentuk hukuman-hukuman lain yang bersifat mendidik.

Anak yang biasa diingat dan diberi hukum, selalu berusaha untuk tertib dan displin, tentu hukuman yang tidak sampai melukai hatinya dan sesuai kemampuan anak untuk melakukan hukuman. Setiap anak dalam hidup mengejar kebahagian dan menjauhi kesengsaraan, maka anak akan sedih bila dihukum, agar tidak dihukum maka menegakkan disiplin.

Pemberian hukuman harus dimengerti anak, hindari hukuman yang membuat anak bingung, misal ketika anak-anak sedang belajar orang tua membentak-bentak tanpa ada penjelasan "dasar tidak punya aturan, menaruh sepatu di atas meja, ayo cepat diletakkan di rak sepatu". Situasi seperti ini mengganggu konsentrasi anak dan membuatnya dongkol.

Harusnya orang tua melakukan konfirmasi terlebih dahulu, ajak anak bicara secera lembut, tanyakan mengapa sepatu bertengger di meja?, jangan-jangan ibunya yang menaruh, kalau sudah begini, maka anak terlanjut bubar konsetrasinya dan membuat keras hatinya. Sikap emosional orang tua yang membuat anak bisa tidak taat walau sudah berkali-kali diberi hukuman.

MENDIAMKAN HUKUMAN TINGKAT DEWA

Anak adalah buah hati, limpahkan kasih sayang dan tumbuhkan jiwanya dengan belaian kemesraan, jangan sampai terluka hatinya. Maka keharusan orang tua memberi hukuman harus mampu masuk ke dalam jiwa anak, pahamkan kepada anak bahwa ketika orang tua menghukum berarti orang tua sedang marah. Mengapa orang tua marah, karena hatinya terganggu.

Jadi hukuman harus memiliki efek ganda, yaitu membuat jera pelakunya (anak) dan membuat damai pemberi hukuman (orang tua). Jangan mengarah kepada anak saja, hingga anak merasa disalahkan terus menerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun