Beberapa waktu belakangan, teman SMP saya yang gemar membuat lagu sebut saja namanya Remon. Dulu ia teman ngeband saya sewaktu kami masih sama-sama lajang. Kini setelah berkeluarga dan jarang jumpa tiba-tiba ia datang ke rumah saya dan menawarkan beberapa konsep lagu. Jika dulu ia suka membuat lagu-lagu pop melankolis berbahasa Indonesia, kini ia mengikuti tren dengan menggubah lagu pop-dangdut Jawa.
Setidaknya ada tiga lagu yang sudah ia bikin dan direkam seadanya dengan iringan gitar serta direkam dengan HP. "Coba mbok buatin aransemennya pakai kibord" ucapnya.
Setelah beberapa waktu mencoba membuat aransemen sederhana dengan keyboard murah saya, langsung ia saya kirimi format mp3 hasil rekaman aransemen dan vokal saya.
"Masih kurang puas" bilangnya. Tentu saja belum maksimal hasilnya karena sekadar menggunakan style yang telah tersedia di keyboard saya. Suasana musik dangdut yang ia inginkan belum tercapai. Dia bilang bahan lagunya juga kurang bagus.
Saya pun menawarkan diri untuk 'meminta ijin' lagunya akan saya produksi dengan beberapa penyesuaian yaitu setting cerita lagu dan genre lagu menjadi sepenuhnya pop Jawa.
Setelah mencoba dua kali, saya pun mantab dengan hasil musik yang saya buat cukup dengan keyboard organ tunggal tersebut. Ya, benar materinya hanya aransemen keyboard dan vokal saya sendiri yang kemudian saya tawarkan ke teman saya untuk dibuatkan videoklip.
**
Teman saya ini memang suka dengan pembuatan video meski sebenarnya pekerjaan utamanya adalah bendahara kantor Kelurahan. Di waktu waktu senggangya ia senang merekam video perjalanan dengan motor dan pergi ke tempat-tempat wisata. Atas dasar itu, saya mencoba mengajukan kolaborasi. Berbekal materi lagu saya dan sedikit skript manual, kami mantap laksanakan pembuatan video klip tersebut di sebuah hari Jumat selepas jumatan.
Lagu saya berkisah tentang kenangan suatu tempat yaitu Kota Ungaran ketika ditinggalkan oleh pasangannya. Untuk itu, kami sengaja mengambil beberapa tempat ikonik di kota ini.
Proses Syuting
