Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Dari Es Cokelat Pak Jan hingga Nasi Grombyang

23 Agustus 2019   22:59 Diperbarui: 26 Agustus 2019   13:56 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Grombyang Waridin (Dokpri)

"Eh kamar mandinya kok puanjang sih bapak.." kata Dayu keheranan karena bentuk kamar mandinya memang memanjang dan agak sempit.

Seperti biasanya, dia paling senang kalau mandi di shower. Karena kalau dirumah nggak ada. Hahaha.. Untuk itu, selepas shalat maghrib ia mandi agak lama karena saking senengnya.

Malam itu, kami memutuskan untuk makan malam di lesehan Aldan, yang sebenarnya kami kenal sejak dolan beberapa waktu lalu ke Solo. Lesehan Aldan, adalah lesehan dengan menu-menu penyetan dengan harga yang tidak menguras kantong. Kami memilih rute melewati jalan lingkar kota sebelah selatan yang berkontur beton. Dari jalan lingkar, untuk menuju ke kota, melalui pemukiman yang rata-rata kondisi jalannya belum begitu bagus.

**

#Hari Kedua, Sabtu 13 Juli 2019

Selamat pagi, Kota Pemalang.

Pagi ini kami menyusuri jalanan depan hotel menuju ke Pantai Widuri. Sepanjang jalan tersebut ketika malam hari sangatlah ramai dengan penjaja kuliner. Umumnya yang dianggap khas adalah nasi megono, seperti Pekalongan. 

Pagi ini, berdasar referensi dari googlemaps dan karena Tika pingin makan nasi uduk, maka kami mampir sejenak di Kedai Evi. Sarapan nasi uduk dan soto tauto, dengan harga yang tidak mahal, kemudian lanjut perjalanan menuju ke Pantai Widuri.

Dayu, bermain pasir di Pantai Widuri (dokpri)
Dayu, bermain pasir di Pantai Widuri (dokpri)

Saya pernah ke Widuri, beberapa tahun silam. Tapi tidak ke pantainya, hanya main ke waterparknya. Maka sekarang ini, saatnya bermain dan berenang di pantai. Tiket masuknya murah, hanya 5,000,- dan setelah memilih parkir, kami segera menyingkap deretan warung-warung pantai bertemu dengan pantai Laut Jawa. 

Sepanajng bibir pantai yang berpasir hitam, dipenuhi deretan warung dengan penataan kursi warna warni yang terlihat cantik di bawah rindangnya pohon cemara laut. Dayu yang tampak sangat senang, awalnya cukup takut untuk nyemplung tetapi setelah berani ia justru nggak mau diajak pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun