Mohon tunggu...
Mohamad Hamid Abdillah
Mohamad Hamid Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiwa

MAHASISWA, TRAVELING, BUDIDAYA, GAME

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Situs Candi Agung Gumuk Kancil Banyuwangi

18 Januari 2021   23:15 Diperbarui: 19 Januari 2021   10:53 4156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikisahkan, bahwa Rsi Markendya bersama sekitar kurang lebih 800 pengikutnya menuju ke arah pulau Bali. Sampai ditengah perjalan tepatnya di pegunungan Toh Langkir, Besakih, Karangasem, sebagian besar dari pengikutnya sakit bahkan sampai meninggal dunia akibat terserang wabah penyakit. Setelah bermeditasi mencari petunjuk, Rsi Markendya mendapatkan petunjuk pengikutnya diharuskan mandi di lereng kaki Gunung Raung, sampai di pemandian lereng kaki Gunung Raung, keanehan muncul para pengikutnya mendadak sembuh setelah mandi di lereng Gunung Raung. "Ini kisah asal muasal tentang nama Sugihwaras (sugih artinya kaya, dan waras artinya sehat) yang kami dapat dari Bali," kata Hadi Pranoto sesepuh Hindu Sugihwaras.

Umat  Hindu di Kabupaten Banyuwangi tercatat kurang lebih 2000 jiwa, terdapat 127 Pure tersebar di sepanjang Kabupaten yang terkenal dengan kesenian khas Gandrung ini. Secara administratif Candi ini terletak di dusun Wonoasih, desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmor, Banyuwangi Jawa Timur. Tepatnya berada pada lereng sisi selatan Gunung Raung  wilayah dusun Wonoasih pada ketinggian 345 mdpl. Candi Agung Gumuk Kancil ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor atau mobil. Berjarak kurang lebih sekitar 50 km dari kota dan terletak kira-kira 60km dari arah selatan Kota Banyuwangi.

Menurut Made Kawit seorang Penyungsung Candi "Dusun Wonoasih Desa Bumiharjo, Kec. Glenmor, Kab. Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah dari pada Candi Agung Gumuk Kancil ini karena masih pada tahap pengembangan dan pembangunan saat ini kurang lebih 40 are, tetapi kedepannya kita belum tau, karena itu nantinya kita akan dalam tahap pengembangan baik itu nanti kita dapatkan secara petunjuk skala kemungkinan besar nanti akan bertambah luas" tutur pengelola situs Cagar Budaya Candi Agung Gumuk Kancil.

Gunung Raung merupakan kawasan suci dimana di daerah sekitarnya ditemukan berbagai macam peninggalan suci Rsi Markendya, seperti arca dan prasasti kuno. Di daerah ini juga terdapat Candi Agung Gumuk Kancil yang dahulu merupakan pesraman Maharesi Markendya. Candi Agung Gumuk Kancil memang tidak terlalu dikenal, layaknya Pure lain yang berada di daerah Jawa Timur seperti Pure Blambangan atau Pure Semeru. Namun jika dilihat dari segi historis, Candi ini memiliki arti yang sangat penting, serta merupakan asal usul umat Hindu yang ada di Bali sekarang.  

Dalam lontar Markendya Porana juga disebutkan bahwa Sanghyoge Rsi Markendya berasal dari tanah India. Dari India Rsi Markendya menuju tanah Jawa, dwipa membangun pasraman di Gunung Rawang yang kini dikenal dengan nama Gunung Raung di daerah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Karena itu para pengikut sang Rsi biasa menyebutnya dengan nama  Batara Giri Rawang karena keluwihan Sang Rsi.

Gunung Raung inilah yang disebut dalam korana sebagai Gunung Rawang dan Gumuk Kancil ini tiada lain  merupakan bekas pasraman atau petilasan beliau, yang sekarang dibangun sebuah candi yang bernama Candi Agung Gumuk Kancil. Menurut Suparman seorang Pemangku Candi " Gumuk Kancil ini dibangun tahun 2001 sebagai duplikat dari payugan beliau Maha rsi Markendya yang di atasnya ada payugan yang dulu oleh orang-orang Jawa dinamakan pepunden. Kenapa kok dibangun candi ? Ini untuk mengembalikan jati diri orang Jawa dan mengembalikan akar budaya Jawa". 

Menurut Made Kawit seorang Penyungsung Candi mengatakan "Menurut sejarah perjalanan beliau Maha rsi Markendya dari India ke Dieng terus ke daerah Gunung Rawang ini. Pada jaman dahulu beliau Maharsi Markendya kita meyakini disini adalah petilasan beliau untuk menyebarkan ajaran Hindu pada abad ke-7 namun setelah abad ke-7 beliau melanjutkan perjalanan ke bumi Dewata atau pulau Dewata. Pada tahun-tahun berikutnya dulu penduduk setempat ini disekitar sini pada saat melakukan aktivitas misal memburu binatang ke dalam hutan, tidak pernah meninggalkan adab tempat ini dan pasti memohon ijin memohon restu di tempat ini walaupun candi saat itu belum didirakan, tetapi penduduk meyakini bahwa disekitar sini tempatnya sangatlah angker, dan tidak sekali-kali berani masuk ke hutan tanpa ijin tanpa mohon ijin di tempat yang disini diyakini petilasan Maharsi Markendya". 

Masalah bangunan-bangunan yang didepan artinya yang di pintu masuk itu adalah patung dewa Ganesa, terus selanjutnya yaitu Candi Palara setelah itu ada tangga-tangga masuk ke jeruan itu jeroan candi adapun reief-relief candi pertama di depan adalah symbol Linggayoni di sebelah kanan itu Siwa budha disebelah belakang utara itu Maharsi Markendya di sebelah timur itu trisakti, dan yang di atas itu payogan atau pertapaan beliau pada zamannya. Di sebelah utara juga ada kurang lebih 30 meter ada beji, itu adalah pesiraman beliau pada zamannya.

Tahap pembangunan candi Agung Gumuk Kancil ini dimulai pada tahun 2001 dan kedepannya masih dalam proses pembangunan. Jadi Candi Agung Gumuk Kancil ini dibangun secara bertahap, lebih kurang mulai tahun 2001 pertama-tama dibangun Dewi Gangga dengan 8 pancurannya, selanjutnya Dewi Parwati, Dewi Sri dan Dewi Saraswati, terakhir Dewi Gayatri. Bagi pemedak yang mampir ke Beji ini pertama-tama pergi ke tempat kolam pengobatan, harapannya kalau ada menderita sakit sakale maupun sekale diharapkan bisa sembuh sepumedak akan eling akan kebesaran Yang Maha Kuasa, setelah di pengobatan yang kedua adalah mandi seperti biasa selanjutnya baru melukatada 11 pancuran melukatnya semua pancuran, selesai itu baru kita sembahyang. Pemedek yang ingin tanggil di area candi ini pertama tama adalah pergi ke Beji ini melukat seperti uraian tadi, setelah itu yang kedua ke Pure Puncak Raung, pure ini berstana ide bekare keduhur ki jawa kuno termasuk leluhur orang Bali. Yang ketiga baru kita pergi ke Candi. Hal ini menurut I Ketut Wiryana seorang pemangku adat yang ditugaskan di Beji.

Masalah pembangunan di petilasan atau payogan Candi Agung Gumuk Kancil dilaksanakan pada tahun 2001 untuk tahap-tahap berikut seperti yang saya sampaikan bahwa masih banyak yang perlu dibenahi baik secara sumber daya manusia ataupun secara fisik yang ada di tempat ini, jadi kedepannya masih perlu harapan-harapan yang istilahnya kami umat Hindu lereng Gunung Raung yang sebenarnya kami ini boleh dikatakan umat Hindu yang terpencil kami masih mengharapkan, jadi kalaupun ada saudara kami jauh disana di seluruh Nusantara itu mengulurkan tangan mendatangi kami, ini adalah  suatu yang kami rasa tidak sendiri bahwa kami ini punya saudara Hindu yang erat akan persaudaraan di Nusantara tutur warga setempat. 

Setiap pure tentunya mempunyai pengempon (berkuasa penuh), yang masing-masing bertanggung jawab penuh atas keberadaan pure meliputi: pemeliharaan, perbaikan, penyelenggaraan upacara, serta pelayanan terhadap masyarakat yang memedak ke pure. pengempon Candi Agung Gumuk Kancil berasal dari seluruh masyarakat Hindu yang berasal dari Kecamatan Glenmor yang berjumlah 148 kepala keluarga. Menurut Made Kawit "Pengempon di wilayah Candi Agung Gumuk Kancil ini di empon oleh 1 kecamatan Glenmor, dari kecamatan-kecamatan lain itu seperti kecamatan Songgon, kecamatan Genteng, kecamatan Sempu, kecamatan Glenmor khususnya dan kecamatan Kalibaru mengempon Candi Agung Gumuk Kancil ini. Kepala Keluarga Hindu di petilasan Gumuk Kancil ini ada 148 kepala keluarga. Pujowali atau tata upacara kegamaan yang dilaksanakan di Candi Agung Gumuk Kancil ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu upacara yang bersifat rutin dan upacara yang bersifat incidental. Upacara yang bersifat rutin yaitu pujawali atau piodalan, berdasarkan perhitunganisasi pujowali di candi agung jatuh setiap purnama ke enam nemoning kajeng, Maharesi Markandea pernah mengelus dada saya, mengelus punggung saya, ini yang saya rasakan, masalah sinar juga pernah sinar macam-macam ada biru, kuning, merah. Tapi kalau masalah memedak atau tamu banyak macam-macam yang terima pemedak mulai dari harimau, naga, lingsir, resi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun