Mohon tunggu...
Hamdie
Hamdie Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Terus bergerak tanpa henti dan tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masalah yang Tak Kunjung Usai, "Fasilitas"

4 Januari 2014   08:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah menjadi rahasia umum bahwa macet adalah salah satu masalah besar  yang di hadapi oleh kota – kota besar di Indonesia, seperti Palembang, Tangerang, Bandung, Surabaya dan kota – kota besar lainnya. Namun dari sekian banyak kota besar di Indonesia,  kota Jakarta lah yang menjadi sorotan utama. Ya Jakarta, entah apa yang salah dengan kota yang satu ini. Kota yang merupakan ibukota dari negara kita yang kita cintai ini, yaitu Indonesia.

Masalah demi masalah terus menggandrungi kota ini, seolah – olah sudah mendarah daging. Salah satunya adalah macet, hal ini merupakan pemandangan umum di kota metropolitan ini. Macet sudah menjadi sahabat masyarakat, karena sudah paham betul dengan hal ini. Macet  sudah menjadi agenda utama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, namun tetap saja masalah ini tak kunjung selesai. Terobosan – terobosan baru telah di coba seperti trans Jakarta, namun tetap saja hal ini tidak efektif.

Siapakah yang salah???? Entahlah, namun sepertinya Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena di antara mereka kurang bersatu, sama – sama memiliki ego yang besar. Contoh yang baru adalah masalah mobil murah, Pemerintah Pusat mengizinkan peredaran mobil murah, di lain pihak pemerintah daerah DKI Jakarta sedang genjar - genjarnya mengajak masyarakat untuk pindah menggunakan tsansportasi umum. Disisi lain masyarakat sangat bersyukur dengan adanya mobil murah, karena hal ini sangat membantu mereka  untuk memiliki mobil karena harganya lumayan terjangkau. Sungguh ironi, namun anehnya mereka memilki pendapat yang sama tentang sumber kemacetan, yaitu kurangnya sarana dan prasarana. Ya benar, kenyataannya  memang seperti itu. Sarana seperti angkutan umum yang menjadi topik utama, mereka menganggap bahwa angkutan umum masih kurang nyaman dan masih dikatakan mahal, kurang efisien juga memakan waktu yang  lama untuk sampai ketempat tujuan. Sedangakn apabila memakai kendaraan pribadi lebih nyaman dan aman, tentu saja lebih hemat dan cepat.

Lantas apakah solusinya? Perbaiki sarana transportasi tentu menjadi agenda utama, namun yang lebih utama adalah kesadaran bersama untuk memakai jasa transportasi umum. Tanpa adanya kesadaran, hal ini tidak akan pernah usai.

Secara kasat mata sumber kemacetan adalah kendaraan pribadi berupa roda empat, bisa dikatakan jumlahnya adalah 80% dari pengguna jalan. Siapa sajakah penggunanya? Entahlah, yang jelas meraka adalah orang yang beranggapan bahwa naik transportasi umum itu kurang efisien dan mahal. Lantas bagaimana solusinya? Misalkan 30% penggunanya adalah Pegawai Pemerintahan, solusinya adalah dengan menyediakan angkutan antar jemput untuk pegawai, masuk akal bukan. Pasti akan timbul pertanyaan dari manakah dananya untuk membeli bus? Beli dulu saja, kreditkan bisa. Siapa yang membayarnya? Bersama – sama yaitu setiap bulan setiap bulan pegawai harus membayar uang sewa, agar tidak memberatkan bayar saja dengan jumlah pengeluaran kalian untuk membeli bensin setiap bulannya. Kurang efisien? Kata siapa, caranya lakukan pemetaan alamat tempat tinggal pegawai. Bagaiama kalau yang rumahnya jauh? Ya dengan cari jalur bus terdekat.

Lakukan hal ini juga untuk  semuanya, baik Pemerintah Pusat dan Daerah, Perusahaan BUMN, BUMS, BUMD dan lain sebagainya. Untuk kalangan masyarakat, terus perbaiki Transportasi Umum dari segi pelayanan, kenyamanan, keamanan dan keefisienan.  Apabila hal ini telah berjalan, mungkin saja tak ada lagi kata macet di Jakarta dan kota – kota lainnya.

Namun tetap saja, “KESADARAN” adalah harga mutlak, tak bisa di tawar. Tanpa adanya kesadaran bersama untuk menyelesaikan hal ini, “MACET” akan tetap menghantui.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun