Mohon tunggu...
Hamdaya Nurtalatthaf
Hamdaya Nurtalatthaf Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Psikolog Klinis yang bekerja di RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Aku dan Emosiku: Seni Mendampingi Anak Tantrum

12 Oktober 2020   08:58 Diperbarui: 27 Mei 2021   16:03 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak tantrum (Sumber: www.familycorner.co.uk)

 Penuhi Kebutuhannya

Pada dasarnya, anak menunjukkan emosi negatif karena rasa tidak nyaman atas kebutuhannya yang tidak terpenuhi. Seperti kebutuhan dasar  akan rasa lapar dan haus, kelelahan maupun kebutuhan rasa aman serta kebutuhan untuk diperhatikan dan dicintai.

Kemampuannya dalam menyampaikan perasaannya belum berkembang sempurna sehingga anak akan menunjukkannya dengan menangis, marah, memukul benda atau bahkan dengan perilaku menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain yang merupakan bentuk dari rasa frustasi. 

Maka, orang tua perlu mengenali kebutuhan anak terlebih saat anak menunjukkan emosi negatif. Memenuhi kebutuhan anak bukan berarti orang tua selalu memberikan apa yang anak kehendaki sata menangis. Kadangkala, kebutuhan anak sesederhana ingin mendapatkan perhatian dan menghabiskan waktu yang berkualitas dengan orang tuanya.

 Terima perasaannya

Anak-anak mungkin akan menangis, berteriak, menghentakkan badan ke lantai, melempar benda yang ada di sekitarnya, atau bahkan memukul orang lain sebagai bentuk frustasi atas keinginannya yang tidak terpenuhi. 

Orang tua yang menunjukkan sikap mengabaikan, merasa terganggu atau bahkan membentak dan mengancam anak dengan tujuan meredakan tantrumnya justru dapat membuat anak semakin frustasi karena merasa mendapatkan penolakan oleh orang tuanya. 

Sebaliknya, apabila orang tua yang dapat hadir secara utuh dan mendampingi saat anak menunjukkan emosi negatifnya akan membuat anak merasa berharga, diterima dan diperhatikan.

Kehadiran orang tua membuat anak merasa tidak sendirian dalam menghadapi badai emosi yang dirasakan. Bagi orang tua yang bekerja, hal ini mungkin dirasa sulit untuk dilakukan karena waktu yang terbatas bersama anak-anak di rumah. 

Namun, orang tua dapat memberikan waktu yang berkualitas dengan hadir seutuhnya dan terlibat dalam kegiatan anak atau menghentikan kegiatan sejenak ketika anak mulai menunjukkan sikap tantrum. 

Mendampingi anak tantrum sebaiknya tidak semerta-merta sambil memberikan wejangan dan nasehat-nasehat. Hal tersebut akan membuatnya tidak nyaman dan cenderung mengabaikan nasehat yang orang tua sampaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun