Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Republik Citra Satelit

26 Februari 2020   21:04 Diperbarui: 26 Februari 2020   22:13 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggung berkarpet merah sudah menanti sejak pagi. Di gedung rakyat di bawah garis khatulistiwa. Para pejabat pamer kesederhanaan sampai-sampai pejabat tertinggi hadir bermodal sendal jepit, celana training, dan kaos oblong.

Kuli tinta yang berjubel pura-pura takjub saja. Lebih penting amplop transport daripada banyak buang energi untuk berpikir. Berpikirnya nanti. Ketika menelurkan berita sesakti jampi-jampi. Memantrai mata turun ke otak pemirsa. Dan rekening tiba-tiba buncit. Tiba-tiba juga kempis mentraktir kawan. Ada saja prinsip aneh yang dipegang, "uang bau amis jangan dibawa pulang untuk anak dan istri. Cukup dihamburbuangkan traktir kawan".

Rencananya, ini agenda penutup sebelum pejabat tertinggi cuti. Bertarung digocek dengan penantang untuk merebut kembali posisi pejabat tertinggi lima tahunan.

Banyak agenda di satu hari ini. Bantuan untuk fakir miskin dikucurkan bak banjir bandang. Tak lupa di dalam amplop bantuan diselip kalender bergambar pejabat tinggi. Di acara penyerahan tim suksesnya turut hadir dengan jaket atribut kampanye lengkap. Mungkin yang lupa cuma bawa dompet.

Karena hadir modal gratisan. Biaya transportasi dan penginapan plus makan mewah ditanggung pejabat tertinggi. Duitnya pinjam kas dulu. Kasbon. Entah dikembalikan atau tidak. Tidak ada yang tahu.

Sosialisasi gizi supaya angka stunting turun, kwashiorkor, semua akibat buruk ketidakcukupan gizi harus dibanting sampai ke angka nol. Kalaupun tidak, harus dipelorotkan drastis di data statistiknya.

Di panggung, naiklah alat peraga, bersama pejabat tinggi dan staf khusus super ahli. Alat peraga gizi ternyata tidak berisi gambar buah dan makanan bergizi. Pejabat tinggi fotonya di setiap bagian pasti ada. Katanya foto bapak inilah bagian dari empat sehat lima sempurna tujuh anti kelaparan.

Miniatur jalanan yang sudah dibangun juga dipamerkan. Panjang pembangunan di masa pejabat tinggi sebelumnya dilebur jadi satu data untuk pak pejabat tertinggi saat ini. Prinsipnya, hilangkan jasa-jasa pejabat tertinggi yang telah lalu. Bendungan, tempat pengolahan sampah dan sejenisnya juga sama.

Sampailah di penghujung acara. Ketika pejabat tertinggi melambaikan tangan dan melempar senyum. Ppeetttt. Secara nasional rakyat hanya menikmati malam-malam tanpa televisi, radio, koran, dan koneksi internet.

Satu bulan berlalu. Hasil debat dan pemilihan disiapkan dengan rapi. Di dalam satu hari yang luar biasa. Televisi, radio, koran, dan koneksi internet telah normal.

Di bawah citra satelit. Membentang rempah hasil bumi begitu kaya. Rakyat senang karena pejabat tertinggi ternyata hari ini dilantik lagi menjadi pejabat tertinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun