Mohon tunggu...
Hamdanul Fain
Hamdanul Fain Mohon Tunggu... Penulis - Antropologi dan Biologi

Membuat tulisan ringan. Orang Lombok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Balada Bungkus dan Isi

23 Januari 2020   12:28 Diperbarui: 23 Januari 2020   12:38 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: antaranews.com (diolah dengan efek)


Serasi dipandang
Ketika mereka masih
Di Toko

Mereka sepasang kekasih
Memadu cinta
Di etalase

Sampailah di rumah pelanggan
Kisah cinta itu
Hanya sampai di sini
Berakhir...

Mereka dipisahkan secara tidak manusiawi
Isi bungkusan menangis
Karena kekasihnya dicampakkan
Hanya ke dalam bak sampah
Kemudian dihinakan di pembuangan terakhir
Yang menumpuk
Penuh bau busuk

Bahkan lebih sering dibuang percuma di jalanan atau di selokan dan sungai
Sampai kekasihnya selalu dipersalahkan, biang kerok bencana

Si bungkus pun menangis
Hendak mengamuk tapi tak mampu
Perih hatinya dipisahkan begitu saja
Apalagi ketika sang isi, dilumat
Remuk ke dalam perut bernama manusia

Sebenarnya mereka bahagia
Ketika pelanggan datang bersama keranjang dan memilihnya
Mereka bahagia karena bungkus tahu, sang isi akan mengorbankan diri
Menjadi energi bagi roda kehidupan sel-sel makhluk ciptaan Tuhan
Begitu jua, sang isi berharap si bungkus diperlakukan bak raja
Didaur ulang dan digunakan kembali
Lebih indah lagi di imajinasinya
Si bungkus dipercantik menjadi sesuatu yang bernilai seni dan berharga tinggi

Tapi kenyataan,
Terkadang berkata lain
Mereka lebih sering meringis
Menangis sedih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun