Mohon tunggu...
HAMDAN
HAMDAN Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen

Bekerja sebagai Dosen di IAIN Takengon

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ibadah Transformatif

13 Juni 2020   18:21 Diperbarui: 13 Juni 2020   18:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pemilik syariat mengharuskan kepada makhluk-Nya agar meninggalkan larangan-larangan-Nya dan juga  Allah mengharuskan kepada umat Muslim agar melakukan perintah-perintah-Nya,hal tersebut dapat dipahami dari kajian-kajian kita terhadap Al-Quran maupun Hadits Rasulullah,dimana dalam kandungan keduanya termuat beragam perintah dan larangan,namun di samping hal tersebut para ulama umat membuat kriteria perintah dengan wajib,sunnah,kemudian sunnah pun menjadi ada yang bersifat sunnah yang dikuatkan(muakkadah) dan sunnah ghairu muakkadah,ataupun larangan dengan haram,makruh ataupun mubah,kesemuamya tersebut agar memudahkan umat muslim dalam beramal,dikarenakan sebagai  manusia yang mempunyai banyak kelemahan,tidak mungkin mampu mengamalkan keseluruhan perintah sehingga diberi rambu-rambu yang mana mesti dilakukan dan mana tidak mesti.

Beragam tipe orang muslim yang  menanggapi perintah dan juga larangan tersebut,ada satu tipe yang ketika mendengarkan perintah maupun larangan Allah mempunyai prinsif"sami'na wa atha'na'',satu prinsip golongan yang terbaik dimana apa saja yang diperintahkan Allah baik yang sunnat apalagi yang wajib dan apa saja yang dilarang oleh Allah mereka tinggalkan,dalam pandangan mereka mereka di hadapan Allah adalah budak.

Ada yang  tipe kendatipun berprediket muslim namun tidak ada perasaan keinginan dan berusaha  untuk mengamalkan perintah-perintah Allah atau pun berusaha untuk meninggalkan larangan-larangan-Nya,kemudian ada yang bertipe melaksanakan  perintah sekadarnya dan meninggalkan larangan sekadarnya juga,dan seandainya melakukan perintah Allah hanya sekedar  yang wajib-wajib saja untuk menggugurkan kewajiban yang diperintahkan.

Pada satu sisi  tipe muslim  yang sekedar melaksanakan  perintah hanya sekedar menggugurkan kewajiban adalah  sudah cukup bagus bila dibandingkan dengan tipe yang diatas namun sangat riskan;salah satu dikatakan riskan adalah orang  tidak merasakan ruh dalam ibadahnya disamping itu ibadah tidak membawa kepada kemajuan dalam hal spriatual nya.

Padahal ibadah mampu untuk meningkatkan kwalitas kepribadian dan juga kwalitas spriatualnya,dan ibadah yang dilakukan tidak bisa mengubah  kwalitasnya kearah yang lebih baik.

Allah memerintahkan manusia untuk berubah kearah lebih baik,namun hebatnya  perintah Pada  perubahan yang dituntut dibarengi dengan perintah melaksanakan ibadah . ibadah yang dilakukan akan membawa perubahan kearah lebih  berkwalitas  baik secara personal maupun secara sosial,jika ibadahnya tidak bisa membawa perubahan sebagai mana yang dimaksudkan maka kita akan merugi,Analogi yang paling sederhana ketika seseorang berdagang maka harapan yang diinginkan adalah Ketika mampu mendapatkan keuntungan yang maksimal sebagai hasil dari perdagangannya tersebut,ketika dia tidak sanggup meraup keuntungan dari usahanya tersebut maka dipastikan ada yang salah dalam usahanya dan dasarnya dia merugi,begitu juga dengan ibadah-ibadah yang dillakukan.

Secara kajian keagamaan dapat kita lihat misalnya pada syahadat,syahadah penulis gambarkan sebagai kunci perubahan ,ketika seseorang mengucapkan syahadah  dengan mengkui Allah sebagai tuhannya dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah,maka secara otomatis dia harus menyadari konsekwensi  dari syahadat tersebut dalam mengubah visi dan misi hidupnya yang sebelummnya jauh dari nilai-nilai islami menjadi  manusia yang mempunyai visi misi yang sejalan dengan konep ajaran islami,dan juga sebagai hamba Allah berkewajiban melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.

 Pengaruh besar dari sebuah syahadah yang mampu mengobah seseorang secara totalnya dapat dilihat dari perjalanan  para sahabat-sahabat Rasulullah ketika masuk islam dan juga orang-orang masuk Islam,para sahabat yang kebanyakan sebelumnya  begitu membenci nabi Muhammad misalnya adalah Umar bin Khattab ketika mendapatkan hidayah kemudian mengucapkan syahadat mampu merubah diri beliau sehingga menjadi seorang pembela islam yang tangguh begitu juga dengan misalnya Khalid bin Walid.

Itu semua adalah contoh nyata implikasi syahadah pada diri seseorang,namun satu pertanyaan yang muncul kenapa banyak yang setiap hari mengucapkan syahadah namun tidak mampu merubah visi misinya,salah satu sebabnya adalah seseorang tersebut tidak memahami dan menyadari makna yang dikandung oleh syahadat tersebut.

Dalam ibadah lainnya seperti shalat misalnya shalat yang dikerjakan pada setiap harinya seandainya bukan saja sebagai penggugur kewajiban maka akan mampu membimbing seseorang untuk tidak melakukan perbuatan keji dan mungkar,namun seandainya shalatnya tersebut tidak mengubah prilaku jahatnya dan tidak membimbingnya menjadi seorang muslim yang mempunyai kwalitas berkepribadian yang baik maka shlatnya masih diragukan kwalitasnya.

Bukan saja shalat wajib yang dimaksudkan namun shalat sunnat juga mampu memberikan kebaikan dalam menjadikan ibadahnya tersebut sebagai faktor perubahan bagi seseorang misalnya saja shalat sunah Tahajjud adalah satu shalat sunnah yang paling utama setelah shalat fardu,shalat ini merupakan shalat yang dianggap wajib bagi nabi dan shalat ini adalah shalat yang tidak pernah diabaikan oleh orang shalih sehingga nabi menjelaskannya sebagai kebiasaan orang shalih mengapa mereka jarang melupakan shalat ini,disebabkan keutamaan yang mampu merubah lahir bhatin seseorang kearah yang lebih baik.

 Kemudian dalam ibadah puasa, apakah ibadah puasa tersebut wajib ataupun tidak wajib merupakan media yang sangat efektif dalam mengubah situasi dan kondisi baik spriatual,mental maupun jasmaani manusia,dalam ayat puasa Q.S.Al- baqarah:183 sendiri dijelaskan oleh Allah bahwasanya puasa tersebut dilakukan agar bertaqwa,ini berarti puasa adalah media yang sangat efetif  agar seseorang mampu dengan ibadah tersebut untuk berubah kearah lebih berkwalitas.Zakat sebagaimana dalam Q.S.Attaubah:103"Ambil Zakat dari sebagian harta mereka,dengan zakat tersebut kamu memberishkan dan mensucikan mereka

"Zakat dan juga jenis --jenis pemberiaan kepada orang lainnya baik berupa zakat,infaq dan shadaqah adalah media untuk perubahan kepada diri sendiri dan juga orang lainnya,kepada orang lainnya akan membantunya agar mengalami perubahan dengan pa yang diberi,bagi pemberi sebagai media mensucikan harta dan juga lahir bhatin mereka disamping itu akan mengusir rasa kecintaan yang berlebihan kepada benda yang diberikan,dan masih banyak manfaat lainnya dari ibadah jenis ini.

Dalam pelaksanaan ibadah haji,Allah menjelaskan dalam Q.S.Al-baqarah:197"maka barang siapa yang  menetapkan niatnya dalam bulan ini,akan melaksanakan ibadah haji,maka tidak boleh rafats,berbuat fasiq,dan berbantah-bantahan, didalam masa mengerjakan haji tersebut";dalam  arti ketika seseorang melaksanakan ibadah haji perlu perubahan charakter kearah lebih baik dinatara adalah tidak mengucapkan perkataan kotor,dan menyakitkan hati orang lainnya.

Dalam ibadah lainnya seperti zikrullah adalah ibadah yang sangat dianjurkan disebabkan sarat manfaat untuk pelakunya yang akan mengubah mental,spriatual,dan jasmani seseorang yang melakukan zikir tersebut,zikir  yang penulis maksudkan di sini adalah mengingat Allah dengan ucapan-ucapan yang disyariatkan seperti misalnya tasbaih,tahmid,takbir,tahlil dan lain sebagainya,tidak ada yang meragukan arti penting  dari zikr ini dalam meningkatkan kwalitas mental,spriatual bahkan jasmani seseorang,bahkan dalam dunia tasauf sangat menekankan pengamalan-pengamalan bagi pengikut nya jika menginginkan perubahan maqam mereka.

Menyikapi kwalitas keislaman masyarakat dimana korupsi,nepotisme,kolusi,zina dan beragam patologi sosial yang ditemukan,yang terkadang para pelakunya adalah orang yang mengamalkan ibadah-ibadah yang  disyariatkan,mungkin pertanyaan kita  kenapa ibadah-ibadah yang dilakukan tidak memberi dampak yang positip bagi kawalitas diri mereka. Salah satu penyebabnya adalah ibadah yang dilakukan sekedar menggugurkan kewajiban,dan sangat kurang pemahaman keilmuan keislaman disamping kurangnya ruh pengadian dalam ibadah mereka,dan juga tidak menghayati hikmah-hikmah yang dikandung oleh ibadah-ibadah yang mereka lakukan;jadi seandainya seseorang pengamal ibadah agar bisa meningkatkan kwalitas diri bukan saja meningkatka kwantitas ibadah tersebut namun tidak kalah pentingnya memperhatikan kwalitas amal tersebut,disamping itu jug a menghayati ruh  dan meningkatatkan pengetahuan tentang ibadah-ibadah tersebut adalah satu keniscayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun