Mohon tunggu...
Fathul Hamdani
Fathul Hamdani Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Tak penting dimana kita terhenti, namun berikanlah penutup/akhir yang indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumus Keabadian

12 Februari 2021   12:06 Diperbarui: 12 Februari 2021   12:41 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: http://www.palingbrilian.com)

Kita semua adalah anak zaman, hidup bersama waktu kemudian hilang dalam peradaban
Kau tahu? Kehidupan silih berganti dan kita pun pergi bagai buih di lautan
Aku ingin belajar rumus keabadian, adakah yang sedia mengajarkan?

Oh ya, kini zamanku sedang dilanda pandemi yang tak berkesudahan
Ruang gerak dibatasi dengan alasan keamanan, termasuk akses dalam pendidikan
Tapi syukurnya tidak dengan pikiran

Dengan berpikir manusia menjadi ada, begitulah pepatah lamanya
Kita tahu, akal adalah ciri mengapa manusia merupakan mahluk paling sempurna diantara ciptaaan-Nya
Dan aku pun tersadar, manusia harus hidup untuk sebuah makna, menjadi berarti lalu abadi

Bila raga pada akhirnya ditinggal nyawa
Jiwa kan pergi dan tak kan kembali, adapun yang tersisa hanya sekedar nama
Maka jangan biarkan namamu hilang ditelan masa, dan tenggelam tanpa cerita

Karena itu, pelajarilah rumusnya, "Dengan berpikir aku ada, dengan menulis aku abadi."

***

Lombok Barat, 8 Februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun