Mohon tunggu...
Hamdani Dwi Prasetyo
Hamdani Dwi Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Opini

Dosen Fakultas MIPA - Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sarung, Media Konservasi Biodiversitas dan Ketahanan Ekonomi

29 Agustus 2020   06:00 Diperbarui: 29 Agustus 2020   07:41 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Rektor dan Wakil Rektor UNISMA mengenakan Sarung  (Dokpri)

Sarung sering kita kenal sebagai budaya muslim dalam berpakaian. Budaya sarung ini sangat melekat dalam segala aktivitas masyarakat Indonesia. Selain kegiatan ibadah, sarung juga dipergunakan dalam kegiatan diskusi, musyawarah, bahkan dalam kegiatan belajar mengajar hingga aktivitas tidur sekalipun.  

Sarung telah dikenal sejak abad ke 14 di Indonesia. Sarung yang merupakan tradisi busana dari Yaman ini diperkenalkan ke bangsa Indonesia melalui Saudagar dari Arab dan Gujarat. Selain menyebarkan Agama Islam, tradisi mengenakan sarung sebagai tren berpakaian Islami pada waktu itu. Pada Akhirnya sarung ini menjadi suatu identitas bagi masyarakat islam di dunia. 

Tradisi menggunakan sarung juga senantiasa diterapkan oleh pondok pesantren yang ada di Indonesia. Sarung telah menjadi pakaian wajib bagi para santri dalam menimba ilmu di pondok.  Pemakaian sarung sebagai pakaian santri juga sebagai bentuk memuliakan perjuangan para pejuang. Diketahui bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia tidak lepas dari perjuangan para Ulama dan Santri. 

Bersarung tidak hanya dilakukan di pondok pesantren saja. Kini mengenakan sarung juga diterapkan di beberapa Universitas. Salah satu universitas yang menerapkan aturan berpakaian menggunakan sarung adalah Universitas Islam Malang. 

Universitas Islam Malang menerapkan aturan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap pada Ulama dan Santri. Selain itu juga, Universitas Islam Malang ingin mengharmonisasikan perguruan tinggi dengan budaya pondok pesantren yang identik dengan sikap Tawassuth, Tawazun, I'tidal, dan Tasamuh sesuai ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah. 

Sarung kini tidak hanya sebagai adat berbusana bagi muslim saja. Sarung dapat dijadikan sebagai media konservasi melalui memunculkan  motif flora dan fauna. Indonesia yang telah dikenal dengan negara mega-biodiversitas tentunya harus menjaga kelestarian lingkungan dan menghindari keanekaragaman hayati dari kepunahan. 

Oleh karena itu, upaya konservasi lingkungan tidak hanya dilakukan dalam bentuk melakukan penanaman dan demonstrasi, tetapi juga dapat dilakukan dengan cara berpakaian. Dengan memunculkan motif flora fauna di sarung dapat mengedukasi masyarakat bahwa Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang perlu dilindungi.

Dalam segi ekonomi, sarung bermotif flora dan fauna dapat dijadikan sebagai bentuk inspirasi baru dalam bidang fashion islami. Sarung konvensional sering bermotif kotak, garis dan lain-lain. 

Dengan adanya motif flora fauna dapat menjadi alternatif baru yang dapat dikembangkan oleh industri tekstil. Target pengembangan sarung bermotif flora fauna tidak hanya dari segi industri besar, melainkan juga industri kecil hingga rumahan. Berkembangnya teknologi informasi dan media sosial kini, sangat mudah memasarkan produk ini sehingga dapat dilihat dan dapat diminati oleh konsumen. 

Dengan banyaknya animo masyarakat serta publikasi yang gencar dapat mengenalkan khazanah budaya ke luar negeri sehingga Indonesia tetap dikenal sebagai bangsa yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Selain akan meningkatnya pemikiran pentingnya konservasi biodiversitas Indonesia, juga mampu mengangkat perekonomian masyarakat di tengah masa pandemi covid 19 saat ini.  

*)Penulis: Hamdani Dwi Prasetyo, Dosen Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Malang (UNISMA).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun