Mohon tunggu...
Hamdan Purnama
Hamdan Purnama Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Prodi Hukum Universitas Muhammadiyah Kuningan

Saya percaya bahwa hukum tidak hanya sekadar aturan, tetapi juga merupakan alat untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Melalui perkuliahan, seminar, dan publikasi, saya berusaha untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan pemahaman akan pentingnya hukum dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Peran Parenting dalam Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia: Pendekatan Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga

5 November 2024   10:49 Diperbarui: 5 November 2024   11:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hudaya Galuh Permana, S.Hut, M.M, CHRM

Kuningan, Jawa Barat- Kriminalisasi guru dan banyak murid tidak menghargai guru di Era Gen Z anak kelahiran (1997--2012) dan Gen Alpha anak kelahiran (2013 hingga pertengahan 2020-an). 

Nasib para guru dan pengajar dalam hal kesejahteraan masih dipenuhi ketidakpastian, dan kini mereka juga harus menghadapi fenomena kriminalisasi. Guru yang menerapkan tindakan disiplin dalam batas wajar dan sesuai norma serta aturan yang berlaku bagi muridnya justru dituduh melakukan tindakan kriminal.

Banyak contohnya kasus guru Zaharman Seorang guru di Bengkulu mendapat perlakuan tak menyenangkan dari orangtua murid yang menyebabkan matanya buta permanen. Hal itu terjadi lantaran ia menegur anak dari orangtua murid tersebut yang kedapatan merokok di sekolah.

Guru Zaharman guru di SMA N 7 Rejang Lebong, Bengkulu yang jadi korban penganiayaan orangtua siswa, sang guru dikatapel orangtua siswa hingga mengalami kebutaan permanen dimata kirinya. Karena kondisi ini, ia harus menerima trauma dan cacat seumur hidup.

Guru Darmawati di SMAN 3 Parepare harus mendekam di penjara dan menjalani proses persidangan yang panjang atas tuduhan memukul siswa yang membolos shalat Dzuhur berjamaah. Padahal, Darmawati hanya menepuk pundak siswa itu dengan mukena. Hasil visum pun menunjukkan tidak ada luka di pundak siswa tersebut. Kasus lain yang tengah menjadi perhatian publik di Indonesia adalah seorang guru honorer, Supriyani, di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, yang kini berstatus terdakwa karena diduga memukul siswanya. Kasus ini pun dinilai penuh kejanggalan.

Selain itu, perkembangan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua serta budaya keluarga yang cenderung membela dan mempercayai semua ucapan anak tanpa melakukan verifikasi kebenarannya menjadi perhatian. Padahal, seharusnya guru dan orang tua dapat berkolaborasi demi mencapai keberhasilan dalam pendidikan dan penanaman nilai-nilai kepada siswa. Ini mencakup bukan hanya nilai akademik, tetapi juga nilai-nilai disiplin danakhlak.

"Perbuatan yang dilakukan oleh guru adalah bagian dari tanggung jawabnya dan tidak dapat dianggap sebagai tindak pidana, sehingga guru tidak seharusnya dijatuhi hukuman atas tindakan tersebut, karena tujuannya adalah untuk mendidik siswa agar menjadi individu yang baik dan disiplin."


Peran Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dalam Meningkatkan Kualitas SDM Indonesia 

 Sejatinya setelah menjadi orang tua yang sudah memiliki anak, orang tua juga harus terus belajar dan mengembangkan diri jangan anaknya saja disuruh belajar dan sekolah tapi orang tuanya tidak, yang malahnya lagi orang tuanya kebanyakan malas untuk belajar dan lepas tanggung jawab, jika anaknya bermasalah dalam budipekerti atau attitude dan masalah nilai akademik yang selalu dituduh dan di salahkan adalah gurunya di sekolah padahal yang paling di salahkan adalah metode parenting orang tua yang salah, berikut ini adalah metode parenting yang terbukti sukses dilakukan dari hasil sebuah penelitian pada murid-murid yang sukses dalam nilai akademik,sport, bisnis, bahkan menjadi juara dalam di kehidupannya.

1. Menjadi Contoh atau Role Model

Orang tua yang menunjukkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari memberikan teladan yang baik bagi anak. Misalnya, memperlihatkan etos kerja, sikap jujur, peduli terhadap sesama, dan bertanggung jawab. Anak-anak yang melihat perilaku positif dari orang tua mereka akan lebih mudah mencontoh dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka.

2. Pentingnya pengajaran sopan santun sejak dini

Pengajaran sopan santun sejak dini memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak yang positif. Anak-anak yang diajarkan untuk bersikap sopan dan santun memiliki dasar moral dan etika yang akan sangat bermanfaat sepanjang hidup mereka.

3. Memberikan Pendidikan Kesehatan dan Gizi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun