Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ketika Nasibku Diselamatkan oleh Tabungan Emas

18 Maret 2025   23:52 Diperbarui: 18 Maret 2025   23:52 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto emas batangan (Sumber: SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Tabungan emas? Apalagi ini? Saya mengenal tabungan unik yang satu ini beberapa tahun yang lalu. Pegadaian menawarkan produk yang masih asing di telinga kebanyakan warga, termasuk saya, yang sangat awam dengan itu. Apalagi konotasi Pegadaian di benak saya adalah tempat dimana rakyat menggadaikan perhiasan mereka baik itu berupa cincin, gelang, kalung, yang kesemuanya terbuat dari emas, untuk mendapatkan uang tunai demi modal usaha atau untuk dipergunakan demi memenuhi kebutuhan hidup.

Ternyata saya keliru. Dengan adanya produk-produk lain, Pegadaian menambah nilai manfaat. Bukan hanya sekadar tempat gadai, tapi lebih dari itu, yaitu sarana untuk berinvestasi supaya tabungan warga tidak tergerus oleh inflasi. Emas adalah salah satu aset yang kebanyakan orang bilang merupakan produk investasi yang zero inflation dan nilai asetnya selalu stabil, bahkan cenderung menguat detik demi detik. Meskipun kenaikan harga emas tidak setinggi tanah, namun memiliki emas tidaklah sesukar membeli sebidang tanah.

Awal mula mengenal tabungan emas

Tentu saja sebelum menabung emas lewat tabungan emas di Pegadaian, saya membeli emas dalam bentuk fisik, yaitu logam mulia, emas batangan, baik itu dengan merek ANTAM maupun UBS. Beberapa tahun yang lalu, saya membeli beberapa emas batangan di salah satu toko emas di kota saya, Samarinda. 

Motivasi? Hanya untuk "menyelamatkan" tabungan saya dari inflasi, "mencegah" penurunan nilai uang dalam beberapa tahun ke depan. Saya jengkel dengan penurunan nilai uang, misalnya lima juta rupiah saat ini tidak sama "nilainya" pada lima atau sepuluh tahun ke depan. Sebagai contoh: Beberapa tahun yang lalu, sekitar 15 tahun yang lalu, saya membeli sebuah sepeda motor dengan harga 12 juta rupiah. Sekarang, di tahun 2025, 15 tahun kemudian, harga sebuah sepeda motor dengan tipe yang sama berlipat kali ganda. Lebih dari 20 juta rupiah. 

Nilai uang menurun. Berbeda dengan nilai emas. Doeloe (saya lupa tahunnya), satu gram emas berharga Rp 250.000,-. Saya bisa membeli dua emas batangan dengan masing-masing seberat 5 gram. Total jenderal uang Rp 2.500.000,- keluar untuk itu. Sekarang? Di titik saya menulis ini, di hari Selasa, 18 Maret 2025, harga satu gram emas adalah Rp 1.749.363,-. Kalau membeli dua emas batangan dengan berat setiap batang 5 gram maka saya harus mengeluarkan uang Rp 17.493.630,-. Bisa kita lihat berapa kali lipat harganya!

Saya sempat membeli beberapa emas batangan, berupa emas batangan seberat lima kilogram dan sepuluh kilogram. Yah, lumayan. Dari hasil menyisihkan pendapatan saya yang tak seberapa sebagai guru, saya bisa "menabung" emas dalam bentuk fisik. Namun ada satu hal setelah itu yang membebani pikiran saya.

Satu hal tersebut adalah hati saya selalu khawatir dengan keberadaan emas-emas batangan yang saya beli dengan susah payah. Ukuran emas batangan yang terbilang mini membuat saya cemas kalau emas-emas itu hilang atau tercecer, meskipun emas-emas batangan tersebut berada di rumah. Ketakutan terbesar adalah ada maling yang menyatroni rumah dan emas-emas tersebut ikut raib dicuri. Menyimpan di Safe Deposit Box (SDB)? Prosedur menyewa satu SDB tidak sesederhana yang dikatakan banyak orang. Lagipula, harga sewa SDB cukup mahal di beberapa bank di Samarinda. Di Pegadaian Samarinda, belum ada SDB. SDB baru ada di Pegadaian Balikpapan, dan saya malas bolak balik ke sana, meskipun itu hanya setahun sekali perpanjangan.

Di saat kegalauan itulah saya melihat sekelebat perihal tabungan emas di Pegadaian. Saya pelajari mengenal hal ini, bahkan sampai mengunjungi Pegadaian terdekat dari tempat saya tinggal. Setelah mempertimbangkan dengan segala untung-ruginya, saya melihat lebih banyak keuntungan daripada kerugian dengan menabung emas di tabungan emas Pegadaian. Yang pasti, saya tidak akan memiliki rasa takut di hati, karena emas saya sudah aman di tabungan emas Pegadaian. Ibaratnya, saya menyewa SDB virtual di Pegadaian.

Saya pun mengambil langkah cepat, "mencairkan" emas batangan saya dengan menjualnya di toko emas dan menabung emas di tabungan emas Pegadaian beberapa tahun yang lalu.

Tabungan emas yang menyelamatkan 

Saya merasakan betapa di saat susah, di waktu saya sedang membutuhkan uang yang tidak sedikit, tabungan emas "menyelamatkan" saya. Tak heran, istilah "saving" memang menyelamatkan dalam pengertian yang sebenarnya. "Simpanan" emas di tabungan emas beberapa kali menyelamatkan saya ketika saya membutuhkan dana segar secepatnya.

Misalnya beberapa tahun yang lalu, di saat kesulitan keuangan melanda hidup saya, saya tidak bisa mendapatkan penghasilan yang memadai. Padahal saya harus membayar kontrak rumah dalam beberapa hari ke depan. Puji Tuhan, saya mempunyai tabungan emas yang cukup untuk  membayar kontrak rumah untuk satu tahun ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun