Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Negeri Pemuja Isi Kepala

18 Juni 2022   12:17 Diperbarui: 19 Juni 2022   00:31 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Shutterstock via KOMPAS.com

Tapi, terlepas dari menyalahkan internet sepenuhnya, guru harus mengevaluasi diri, menyadari, kalau diri mereka tidak sebatas mengajar (dibaca: menyuapi) tapi juga mendidik, membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang berilmu, terampil, dan tangguh.

2. Pendidik perlu "berbenah", terus belajar, dan mengaplikasikan

Zaman sudah berubah. Sesuatu yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Begitu yang sering kita dengar.

Mengajar dengan cara "menyuapi", seperti yang sudah dibahas sebelumnya, seharusnya tidak menjadi satu-satunya cara dalam mengajar. Kebanyakan rekan guru yang saya kenal melakukan cara ini. Bertahun-tahun sampai pensiun menyapa. 

Berbenah. Itu yang seharusnya pendidik lakukan. Apalagi saat pandemi covid-19 masih mengganas dalam dua tahun sebelumnya yang memorakporandakan sistem pendidikan. Keluhan "belajar daring tidak bagus" menunjukkan sempitnya wawasan. Menggunakan sepenuhnya metode ceramah ke dalam pembelajaran secara daring tentu saja tidaklah bijak karena situasi dan kondisinya tidak sama dengan belajar secara tatap muka dimana pendidik bisa mengetahui secara langsung "perasaan" peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung.

Sebagai guru, harus juga memberikan contoh kepada peserta didik. Bukan sekadar omongan biasa. Diri menyarankan murid untuk rajin belajar, tapi malah dianya malas. Setiap hari sepulang mengajar, malah rajin menatap layar televisi dan ponsel pintar.

Konten yang ditonton adalah gosip terbaru para artis dan berbagai tayangan hiburan lain. Tidak ada tayangan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi guru sama sekali.

Sadar bahwa jabatan guru bukanlah sembarangan, Guru, digugu dan ditiru. Apa yang diucapkan dan dilakukan oleh guru menjadi contoh dan panutan bagi peserta didik.

Belajar metode pengajaran yang baru dan berhubungan dengan disiplin ilmu. Dan jangan hanya menimbun informasi, tapi harus mengaplikasikan dalam menjalankan tugas mendidik.

3. Ujian tertulis tidak melukiskan gambaran menyeluruh

Layaknya kalau perusahaan ingin merekrut seorang karyawan yang sangat mereka butuhkan untuk mengisi jabatan strategis tertentu, mereka tidak bisa hanya mengandalkan ujian tertulis.

Sang kandidat akan menjalani serangkaian tes yang lain, seperti tes wawancara (interview), psikotes, dan lain sebagainya.

Seperti Anda lihat, ujian tertulis tidak melukiskan gambaran menyeluruh tentang kemampuan dan kepribadian calon karyawan. Makanya, untuk mendapatkan pegawai yang benar-benar dibutuhkan, perusahaan memberikan berbagai tes selain tes tertulis untuk memastikan keunggulan karyawan dibanding pesaing-pesaing pencari kerja yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun