Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ternyata "Simple" Tidak Sederhana

26 Mei 2021   19:29 Diperbarui: 27 Mei 2021   01:39 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(DOK. PIXABAY via KOMPAS.COM)

"Ah, simple aja itu!"

Mungkin kalimat ini terlontar dari mulut kita sewaktu ditantang untuk melakukan suatu kegiatan yang sudah biasa kita lakukan, seperti menulis, membaca, berjalan, memasak (bagi yang hobi memasak), berenang (bagi yang bisa berenang), dan lain sebagainya.

Namun tidak sama dengan "simple" yang satu ini. "Simple" yang ini adalah hal yang terlihat sederhana, tapi sewaktu mau terjun dalam praktik, membuat pusing kepala beberapa warga.

Selama dua puluh tahun lebih, saya mendapati pengalaman unik perihal mengajar bahasa Inggris kepada peserta didik dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi. 

Yang selalu menjadi persoalan besar adalah kebanyakan materi pelajaran di sekolah berkutat pada tata bahasa dan minim percakapan (conversation). Semoga akan ada perubahan di tahun ajaran baru perihal pembelajaran bahasa Inggris, khususnya di tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Salah tiga di antara yang "simple-simple" itu adalah Simple Present Tense, Simple Past Tense, dan Simple Future Tense.

Namun dalam tulisan ini, kita hanya akan membahas tentang "simple" yang sangat lekat dengan keseharian kita, yaitu Simple Present Tense. 

Mengapa Simple Present Tense menjadi pilihan yang dibahas?

Karena sesuai dengan fungsinya, Simple Present Tense (untuk selanjutnya kita menggunakan singkatan SPT untuk menyebutnya) digunakan untuk menyatakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang atau merupakan kebiasaan yang terjadi di masa kini (present).

Oleh karena itu, bentuk waktu yang satu ini tidak asing lagi di benak peserta didik yang mungkin sudah bosan "menelannya" dari SD sampai SMA, seperti menenggak obat yang diminum tiga kali sehari selama bertahun-tahun.

Sayangnya, meskipun SPT sudah diperkenalkan sejak duduk di bangku SD, beberapa murid les yang sudah bercokol di kelas XII SMA tidak mengetahui apa itu SPT dan bagaimana penerapannya di dalam berbahasa Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun