Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menilik Durasi Ideal PJJ lewat Zoom dan Masukan untuk Pemerintah

27 Oktober 2020   18:16 Diperbarui: 27 Oktober 2020   18:19 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aplikasi Zoom(forbes.com via KOMPAS.COM)

Kalau seandainya ada dasar dan pengalaman mengajar di tingkat pendidikan dasar dan menengah, pastinya tidak akan muncul banyak keluhan seputar pelaksanaan kurikulum di dalam proses belajar mengajar.

Tidak masalah kalau pemerintah meminta beberapa dosen dan guru besar untuk merancang kurikulum pendidikan dasar dan menengah, namun juga perlu melibatkan peserta didik, orang tua murid, guru, dan kepala sekolah, karena merekalah yang mengalami dan menjalankan kurikulum pendidikan tersebut.

Tentu saja tidak semua peserta didik, orang tua murid, guru, dan kepala sekolah dilibatkan. Cukup perwakilan dari masing-masing, merancang bersama kurikulum darurat untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah di level provinsi dan kabupaten/kota demi tercapainya pendidikan yang jelas arah tujuannya.

Tanyakan pada peserta didik, orangtua murid, guru, dan kepala sekolah perihal kebutuhan mereka di saat menghadapi PJJ di masa pandemi, karena mereka yang mengalami segala kesusahan dalam proses belajar mengajar saat ini.

3. Harus juga memperhatikan proses, bukan sekadar hasil belajar

Saya bosan dengan gonjang-ganjing perihal pengganti UN yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang sudah marak akhir-akhir ini tapi malah mengesampingkan proses belajar mengajar saat ini yang masih carut-marut.

Seharusnya yang perlu dibenahi saat ini adalah proses belajar mengajar-nya yang lebih mendesak untuk ditangani, bukan malah terlalu sibuk membicarakan tentang penilaian hasil belajar yaitu AKM yang akan dilakukan tahun depan.

Penataan proses belajar mengajar harus disusun sebaik mungkin supaya hasil belajar bisa tercapai dengan memuaskan. Karena seperti ada suatu pernyataan entah dari siapa yang berbunyi, "Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan."

Ingin hasil memuaskan, tapi tidak ada perencanaan dalam proses belajar mengajar? Alamat, hasil pasti memble.

Jangan seperti kurikulum yang seperti cuma ganti kulit belaka, dari KTSP menjadi Kurikulum 2013, tapi sebenarnya pelajaran-pelajarannya tetap sama, seperti IPS, IPA, Bahasa Indonesia, dan lain-lain, dan malah lebih memusingkan, hanya berbasis hasil, hasil, dan hasil saja, tapi prosesnya sangat menyiksa baik bagi peserta didik, orang tua murid, guru, dan kepala sekolah.

* * *

Memang tidak mudah mengajar di saat pandemi covid-19, namun jika berupaya sekuat tenaga dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa, niscaya Tuhan akan membuka jalan buat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun