Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Plus Minus Gaji Bulanan dan Per Pertemuan dari Kacamata Seorang Guru Honorer

21 Oktober 2020   18:36 Diperbarui: 23 Oktober 2020   07:51 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaji bulanan atau per pertemuan, mana yang lebih baik dan akan kamu pilih?| Sumber: KOMPAS.com/NURWAHIDAH

Ini yang menjadi persoalan. Seberapa pun giatnya bekerja, gaji di awal bulan berikut tetap sama. Tidak terpengaruh dengan kinerja apik kita.

“Untuk apa capek-capek, Pak Anton? Kerja keras sama kerja santai ya sama saja hasilnya. Gak ada timbal balik dan penghargaan. Nihil.”

“Sudahlah, Pak. Kerja biasa aja. Gak usah ngoyo.”

Pernyataan dari Bu Dina dan Pak Joko (keduanya bukan nama sebenarnya) adalah gambaran umum dari (maaf) kebanyakan guru PNS atau yang sekarang disebut Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Meskipun ada supervisi dari pengawas yang rutin menilai kinerja guru ASN, saya melihat (lagi-lagi) kebanyakan hanya menilai dari kelengkapan administrasi, seperti adanya program tahunan, program semester, silabus, dan lain-lain. Penilaian mengajar di dalam kelas kurang mendapat perhatian, apalagi kalau guru yang disupervisi lebih tua dari pengawas. 

2. Kenaikan gaji minimal setahun sekali, tapi “harap maklum”

Kenaikan gaji yang pernah saya alami ada yang setelah dua tahun baru naik, tapi kebanyakan minimal setahun sekali. Namun jangan berharap banyak.

“Harap maklum” merupakan dua kata kunci yang harus selalu diingat oleh setiap guru honorer. Di awal-awal saya sempat mempertanyakan kepada kepala sekolah, namun selalu dijawab dengan “Karena murid kita sedikit, maka dari pihak sekolah hanya bisa memberikan sejumlah ini. Harap dimaklumi ya, Pak.”

Kalaupun naik, nominalnya sangat memprihatinkan.

Saya dulu pernah mengutarakan permohonan memajukan diri (bukan mengundurkan karena saya ingin berbisnis dengan teman). Kepala sekolah tidak mengizinkan dan membujuk saya untuk bertahan mengajar.

Bu Rina, sebut saja begitu, “merayu” saya supaya saya tetap bersedia mengajar di SD tempat beliau memimpin sebagai kepala sekolah. “Saya senang dengan cara Anda mengajar di sekolah, namun untuk masalah honor, hanya bisa saya naikkan sebanyak 50 ribu. Menimbang perasaan guru honor senior lainnya dan juga jumlah murid di sekolah kita…”

Saya menolak dengan halus dan tidak mendengarkan penjelasan beliau lebih lanjut. Mau mempertahankan tenaga kerja dengan kinerja baik tapi berdalih “harap maklum”? Ya, gak bakal mempan.

Plus Gaji Per Pertemuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun