Hujan menerpa Kota Tepian dengan sangar. Seakan langit bocor. Menumpahkan kekesalan.
Sebelum matahari menampakkan sinar.Mungkin begitu pandangan beberapa orang. Ada lagi yang menganggap hujan adalah berkah. Setelah beberapa hari panas. Kering tanpa setitik air tercurah.
Namun kalau terus menerus tertimpa hujan. Hantu banjir akan terbayang di pelupuk mata. Ketakutan menerjang. Air bah kemungkinan kembali menggenang.
Samarinda memasuki masa yang pelik. Karena areanya rawan dan langganan banjir. Warga bersiap-siap. Dengan segala kemungkinan.
Aku pun bersiap. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Menjalankan tugas negara. Mencerdaskan anak bangsa.
Walaupun hujan. Banjir di hadapan. Selama masih bisa. Terpaksa kulalui dengan sabar.
Selamat menjalankan tugas bagi Anda semua. Demi tercapainya tujuan. Lakukan sebaik mungkin. Karena kerja adalah ibadah yang harus dilaksanakan semaksimal yang kita bisa.
Samarinda, 15 Oktober 2020