Selama 20 tahun lebih, kurikulum mapel bahasa Inggris tidaklah jelas untuk tingkat SD, karena berstatus Muatan Lokal (Mulok). Artinya, secara sederhana, setiap daerah mempunyai kebijakan tersendiri perihal kurikulum mulok mapel bahasa Inggris.
Yang saya jengkelkan di awal tahun pertama saya mengajar di SD adalah materi pelajaran yang terlalu fokus pada tata bahasa (grammar) seperti Simple Present Tense, Present Continuous Tense, Simple Past Tense, dan lain sebagainya.
Seandainya hanya membicarakan tentang kalimat-kalimat sederhana seperti I get up at four o’clock in the morning, I take a bath and get dressed at five fifteen, I go to school at seven o’clock, dan sebangsanya, tentu saja tidak menjadi masalah.
Yang menjadi persoalan adalah peserta didik SD dicekoki oleh kalimat positive (+), negative (-) dan interrogative (?) dalam berbagai tenses tersebut, karena materi pelajaran di buku menyajikan hal-hal tersebut. Anda bisa membayangkan bagaimana pusingnya mereka? Saya masih bisa mengingat kebingungan di wajah-wajah mereka.
Kurikulum Mulok Bahasa Inggris untuk SD memang tidak jelas. Saya tidak perlu menjelaskan ketidakjelasan perihal Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) karena tulisan ini akan menjadi sangat panjang dan membosankan kalau dijelaskan secara panjang kali lebar. Mungkin akan saya bahas di tulisan terpisah.
Yang jelas, mayoritas buku pelajaran bahasa Inggris untuk SD “menyuarakan” kemampuan berbahasa yang sama. Kebanyakan dari mereka sepertinya sepakat bahwa grammar adalah harga mati.
SMP dan SMA/SMK mempunyai kurikulum sahih yang sudah bertahun-tahun diterapkan karena status mapel bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib dan termasuk salah satu mapel yang diujikan dalam Ujian Nasional (yang sekarang sudah tinggal kenangan).
Sayangnya, materi pelajaran yang "diterjemahkan" dari kurikulum sepertinya hanya berfokus pada pemahaman bacaan (Reading Comprehension) dan “sedikit” pengetahuan seputar menulis; seperti menulis teks deskripsi (Descriptive Text), teks eksposisi (Exposition Text), teks argumentatif (Argumentative Text), teks prosedur (Procedure Text), dan lain-lain.
Berbicara atau speaking sebenarnya ada, tapi mendapat porsi waktu yang sangat sedikit. Hasilnya sudah bisa ditebak. Speaking Ability atau kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris yang dimiliki oleh peserta didik sangatlah rendah.
Apakah level reading comprehension menunjukkan peningkatan yang signifikan? Saya bisa mengatakan kalau tidak ada hasil yang signifikan. Beberapa murid les yang sebentar lagi berstatus mahasiswa dan mahasiswi (kalau diterima di perguruan tinggi idaman) tidak mempunyai perbendaharaan kata yang memadai. Bahkan untuk membedakan kapan memakai good evening dan good night saja tidak tahu.
Terlalu fokus pada membaca saja dengan alasan lebih mudah diukur kemajuannya dalam angka atau nilai yang mungkin lima atau sepuluh tahun lagi sudah basi alias tak berbekas kemampuan pemahaman membacanya.