Sebagai contoh, saya dulu, 20 tahun yang lalu, merasa tak punya bakat mengajar. Meskipun berkuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, namun saya berpikir tidak ada "jiwa" sebagai guru.
Sempat berpikir berhenti mengajar di tahun pertama, namun saya teringat akan Edison yang berjuang secara spartan untuk memberikan sumbangsih bagi dunia.
Saya pun terus mengajar. Malah keterusan sampai sekarang. Dua puluh tahun lebih menjalani profesi sebagai guru bahasa Inggris.
Kalau saya berhenti 19 tahun yang lalu, mungkin saya tidak akan menyadari kalau saya punya "bakat" mengajar.
Berhenti sebelum melihat hasil, janganlah dilakukan.
Percobaan ke-1000 Edison menunjukkan bahwa kegigihan akan memberikan hasil. Seandainya dia berhenti, mungkin orang lain yang akan menemukan lampu listrik.
Jadi, kalau saya mendengar ada beberapa teman yang berkomentar bahwa mereka tidak bisa bermain gitar dengan baik, meskipun sudah mempunyai gitar selama bertahun-tahun dan sudah belajar dengan giat, saya kok meragukannya.
Keraguan saya adalah menyoal tentang seberapa keras, seberapa gigih mereka dalam belajar memainkan gitar.
Apakah mereka sudah belajar memainkan gitar dengan giat? Apakah mereka belajar secara sistematis atau asal-asalan? Apakah mereka melewati bagian-bagian yang sukar dan mengabaikannya?...
Kegagalan yang dialami membuat setiap orang bisa "mundur teratur". Padahal seandainya tetap bertahan melakukan, mungkin sudah menggapai keberhasilan.
Secara pribadi, saya pun pernah ingin berhenti berbisnis online. Ketiadaan pembeli membuat saya kehilangan semangat. Namun saya tetap berbisnis. Puji Tuhan, kerja keras tidak mengkhianati hasil. Pembeli berdatangan.