Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Jangan Merusak Rasa Musikalitas dengan "Gitar Sayur"

3 September 2020   20:22 Diperbarui: 5 September 2020   09:51 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gitar | Gambar oleh Сергей Игнацевич dari Pixabay (ignatsevichserg)

Vegetable Guitar? Hmm Yummy...

Candaan waktu masih berstatus mahasiswa dan tinggal di indekos kalau berbicara tentang "gitar sayur". Tapi, tentu saja, gitar ini tidak bisa dimakan. Itu cuma istilah untuk gitar yang mutu atau kualitasnya buruk sekali.

Mengingat tentang "gitar sayur", saya dulu pernah punya satu saat masih kuliah. Sebenarnya ada gitar di Balikpapan dimana saya dilahirkan dan dibesarkan sampai lulus SMA, tapi saya tidak membawanya ke Samarinda sewaktu kuliah. Pertimbangan: karena dulu saya tidak terlalu fanatik memainkan gitar.

Namun, paradigma saya jadi berubah sewaktu kuliah, dan kemudian sembari kuliah, saya mencari pemasukan lewat mengajar bahasa Inggris di Sekolah Dasar.

Timbul dalam benak saya untuk mengajak para murid bernyanyi. Masa membaca dan menulis terus. Kan membosankan! Masa anak-anak adalah masa bermain, menyanyi, dan having fun. Tapi kalau sekadar menyanyi tanpa alat musik, bagi saya, kurang seru.

Gitar. Begitulah kata ini tebersit di benak. Meskipun kemampuan saya dulu tidak seberapa hebat (dan sampai sekarang pun juga sama saja ^_^), paling tidak menggenjrengkan gitar untuk membunyikan akor-akor dalam mengiringi orang menyanyi, saya sih bisa saja melakukan.

Masalahnya, gitar di Balikpapan itu adalah gitar kakak saya. Saya ingin punya gitar sendiri. Gitar yang saya beli dengan uang hasil kerja saya sendiri.

Saya pun waktu itu mulai berkelana ke beberapa toko alat musik dan olahraga untuk mencari gitar dengan harga ekonomis. Akhirnya, setelah berjibaku sekian lama, perhatian saya pun berlabuh pada sebuah toko olahraga yang menjual gitar dengan merek terkenal yang bersimbol tiga garpu tala.

“150 ribu.”

Jawaban singkat si penjual bak angin surga di telinga. Saat itu gitar Yamaha yang termurah berkisar antara 750-800 ribuan. Harga miring sampai nyaris kecebur di sungai begini sangat sayang dilewatkan. Begitu pikiran saya yang masih culun waktu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun