Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dilarang Melihat Dunia Pendidikan dengan "Kacamata Kuda"

23 Mei 2020   19:53 Diperbarui: 23 Mei 2020   21:20 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kacamata kuda | K. Tatik Wardayati via intisari.grid.id

Jadi tidak bisa menyamaratakan gaji dan tunjangan semua guru. Messi, tentu saja, mendapatkan gaji yang sesuai dengan kemampuan. Belum lagi bonus karena punya andil dalam meraih gelar juara.

Guru? Guru honorer mungkin bisa dijadikan contoh. Berapa yang guru honorer dapatkan dalam sebulan? Sangat jauh dari Upah Minimum Regional (UMR), Upah Minimum Kota (UMK), bahkan dari kebutuhan hidup layak. Tidak perlu mengambil contoh lain. 

Saya menjadi guru honorer sejak kuliah. Mengajar bahasa Inggris di beberapa SD di saat pagi hari mulai 07.15 sampai 13.00, lalu kuliah dari pukul 14.30 sampai jam 17.30. Kemudian dari jam 18.00 sampai jam 21.00 mengajar di kursus bahasa Inggris atau les privat.

Pertanyaan: Untuk apa saya bekerja sedemikian kerasnya dulu?
Karena kalau tidak begitu, saya tidak bisa membayar SPP kuliah dan uang indekos. Saya juga tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, seperti makan, minum, biaya transportasi, dan lain-lain.

Saya tidak bisa menggantungkan diri pada honor guru dari sekolah. Jangankan untuk sebulan. Untuk setengah bulan saja tidak cukup. Data yang diperoleh sebaiknya detail, sehingga tidak mengatasnamakan seluruh guru, seakan semuanya sudah mendapat sertifikasi. 

B. Jangan memandang sama kondisi guru di berbagai daerah di Indonesia 
Tidak semua sekolah mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. Kesenjangan sangat nyata.

Ada daerah yang lengkap dengan listrik dan internet; tapi ada juga daerah yang jangankan internet, listrik saja belum ada di desanya.

Messi sebagai "guru" mempunyai sarana prasarana yang sangat lengkap di klub sepakbola Barcelona. Kita dengan mudahnya bisa googling di internet untuk melihat apa saja fasilitas yang klub Barcelona punyai. 

Dari lapangan sepakbola legendaris Camp Nou, sampai akademi sepakbola "La Masia" yang sudah menelurkan pesepakbola top seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan lain-lain.

Belum lagi tempat latihan fisik yang lengkap beserta dengan pernak-pernik lainnya untuk mendukung kinerja apik para pesepakbola Barcelona demi suksesnya merengkuh gelar juara. 

Bagaimana dengan kondisi sekolah-sekolah di Indonesia?
Masih terdapat kesenjangan yang sangat jomplang antara sekolah-sekolah di kota dan di desa, di pulau yang satu dengan di pulau-pulau lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun